"Saya tidak pernah membayangkan menjadi gubernur"
Begitu pernyataan Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah dalam suatu wawancara sebuah acara di Narasi.TV, ketika itu Nurdin belum dilantik menjadi Gubernur Sulsel tahun 2018.
Mantan Bupati Bantaeng periode 2008 hingga 2018 itu mengaku bahwa apa yang diraihnya selama ini sebagai buah kerja keras yang telah dilakukannya.
Namun nasib nahas dialami pria jebolan Doktor of Agriculture Kyushu University Jepang Tahun 1994 itu, ia dijemput tim KPK 26 Februari 2021. Mungkin dalam hati ia bergumam:
"Saya tidak pernah membayangkan ditangkap KPK"
Selama ini Nurdin dikenal sebagai akademisi yang berhasil menjadi pejabat kepala daerah, yaitu bupati selama dua periode dan gubernur belum genap satu periode.
Pria kelahiran Pare-pare Sulawesi Selatan itu telah mengoleksi sebanyak 100 penghargaan, sebagai wujud kinerja yang sangat baik. Salah satu penghargaan bergengsi adalah Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA), tahun 2017.
Dalam sebuah acara Mata Najwa, Nurdin Abdullah dan Mantan Presiden BJ Habibie berada dalam satu panggung. Habibie memberikan nasihat pada dirinya "amanah yang diberikan oleh rakyat jangan disia-siakan, bekerja sungguh-sungguh dan hasilnya tentunya akan dinilai oleh rakyat."
Nasihat Habibie menjadi berarti karena dua tokoh tersebut sama-sama dilahirkan di Kota Pare-pare, Sulawesi Selatan. Secara implisit Habibie berpesan untuk meneruskan jejaknya di kancah kepemimpinan nasional.
Sebagai kader dari partai besar PDIP, Nurdin sebenarnya tidak mengalami kesulitan untuk meraih jabatan selama menunjukkan integritas. Ia sempat disebut-sebut masuk jajaran kabinet sebagai menteri pertanian sesuai dengan disiplin ilmu yang ia tekuni.
***
Sayang nasihat Habibie diabaikan, penghargaan anti korupsi selama menjabat sebagai bupati tidak cukup baginya untuk tetap menjaga integritas.
Jabatan sebagai guru besar tak menjamin ia tetap jujur dan dukungan sang istri Liestiaty F. Nurdin tidak mampu untuk menolak tawaran korupsi.
Sejatinya korupsi tidak berbeda jauh dengan bunuh diri, ia telah membunuh karakternya yang dibangun dengan banyak peluh dan waktu yang lama.
Publik percaya bahwa Nurdin adalah seorang pribadi yang rajin dan pintar, terbukti gelar master dan doktor diraih di Negeri Sakura, Jepang. Juga jabatan profesor dari Universitas Hasanuddin.
Paling tidak sampai dengan tahun 2017, ia dikenal bupati yang bersih karena mendapatkan penghargaan Bung Hatta Award.
Korupsi tidak hanya berdampak pada karier dan nama dirinya, tetapi telah mencemarkan nama keluarga dan berdampak psikologis pada keluarga besar, istrinya dan ketiga anaknya.
Presiden Joko Widodo berkali-kali mengingatkan kepada para kepala daerah untuk tidak melakukan korupsi. Demikian juga berkali-kali KPK telah melakukan OTT, namun para kepala daerah terkesan abai.
Sampai saat ini KPK belum menjelaskan Nurdin terlibat dalam korupsi apa. Kita hanya prihatin atas perilaku para koruptor dan berharap para kepala daerah berpikir 100x untuk melakukan korupsi.
Rujukan: Wikipedia.org
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI