Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Dampak PJJ, Waspadai Fenomena Obesitas pada Anak-anak

6 Januari 2021   08:54 Diperbarui: 19 Januari 2021   12:45 1844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Obesitas anak (Sumber: Shutterstock via Kompas.com)

Pada waktu mudik di daerah Jawa Tengah dan bertemu dengan saudara-saudara, saya dikejutkan dengan kondisi anak-anak usia SD yang kegemukan (obesitas). Saya heran karena satu tahun yang lalu tubuhnya masih ideal.

Lalu saya berusaha mencari tahu baik bertanya kepada anak-anak itu maupun orangtuanya. Rupa-rupanya perubahan postur tubuh itu sebagai dampak sekolah secara PJJ (Pendidikan Jarak Jauh) dan larangan orangtua untuk keluar rumah.

Kita dapat memahami alasan itu untuk menjaga anak-anak terkena penularan Covid-19, namun sedapat mungkin obesitas dapat dihindari karena dalam jangka panjang akan berpengaruh tidak baik pada kesehatan.

#Pengertian Obesitas

Obesitas atau kegemukan adalah penumpukan lemak yang berlebihan di dalam tubuh. Hal ini disebabkan oleh kalori yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari yang sebenarnya dibutuhkan.

Kelebihan kalori ini akan di simpan dalam bentuk lemak. Selain itu kurangnya aktivitas fisik dan kebiasaan makan yang tidak sehat menjadi penyebab timbulnya obesitas.

#Mengukur Obesitas

Untuk mengetahui obesitas dapat menggunakan rumus BMI (Body Mass Index) atau indeks masa tubuh caranya dengan menghitung perbandingan antara tinggi badan dengan berat badan.

Melalui aplikasi yang ada kita dapat memasukkan berapa tinggi dan berat badan kemudian akan muncul hasil angka. Skor di atas 25 termasuk kategori kelebihan berat badan dan di atas 30 termasuk golongan obesitas.

Tabel BMI (Sumber: www.indramuhtadi.com)
Tabel BMI (Sumber: www.indramuhtadi.com)

Selain itu obesitas dapat diketahui dengan mengukur lingkar pinggang, seberapa tebal lipatan kulit dengan menggunakan Skinfold dan mengukur kadar lemak dengan alat Bioelectrical Impedance Analysis (BIA).

#Bahaya Obesitas

Data dari WHO tahun 2016 menunjukkan 650 juta penduduk dewasa dan 340 juta anak-anak usia 5 sampai 19 tahun mengalami berat badan berlebihan.

Masalah obesitas akan memicu sakit jantung, pembuluh darah, diabetes dan hipertensi sehingga meningkatkan jumlah kematian. Dengan kata lain jumlah angka kematian disebabkan obesitas lebih besar dibandingkan dengan orang yang memiliki berat badan normal.

#Fenomena Obesitas

Pandemi Covid-19 berdampak pada perubahan cara belajar sekolah, yang biasanya dilakukan dengan tatap muka. Tetapi sejak Maret 2020 lalu pemerintah memutuskan sekolah diselenggarakan melalui daring atau PJJ.

Kebijakan pemerintah tersebut dibarengi dengan sikap orang tua yang terkadang over protective terhadap anak-anak, yaitu melarang anak-anak keluar rumah.

Akibat dari peraturan tersebut mengakibatkan anak-anak kurang bergerak, sementara itu asupan makanan tidak terkontrol dengan baik.

Berikut ini beberapa hal sebagai panduan agar anak-anak tidak mengalami obesitas :

#1. Pola Makan dan Tidur

Sebenarnya jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak harus dikurangi, namun jenis makanan yang harus di rubah. Sebisa mungkin kurangi nasi atau karbohidrat dan perbanyak buah dan sayuran.

Selaku orangtua sebaiknya menyediakan sayuran dalam setiap menu makanan yang dihidangkan. Ubahlah kebiasaan mengemil roti, camilan atau gorengan menjadi buah. Dan kurangi makan jeroan, gorengan dan makanan bersantan.

Apabila makan sebanyak tiga kali sehari maka selingan buah bisa di konsumsi dua kali, yaitu sekitar pukul 11.00 dan 16.00. Lalu berhentilah makan malam sebelum jam 18.00, andai kata toh malam masih lapar bisa makan buah atau jus buah tanpa gula.

Usahakan jam 21.00 atau 22.00 sudah pergi tidur dan bangun pada subuh. Waktu tidur yang cukup antara 7 hingga 8 jam akan memberi kesempatan tubuh untuk membakar kalori.

#2. Bergerak

Fisik yang kurang bergerak menyebabkan kelebihan kalori dan ditimbun menjadi lemak. Apabila hal ini dibiarkan akan menyebabkan kenaikan berat badan terus menerus.

Bergerak atau olahraga akan membakar lemak di dalam tubuh. Lakukan olahraga secara rutin dan terus-menerus maka akan mengurangi timbunan lemak.

Olahraga yang efektif untuk membakar lemak adalah aerobik yaitu jalan cepat, joging, bersepeda, badminton, tenis, senam aerobik dan sebagainya.

Di dalam memilih olahraga di sesuaikan dengan kemampuan, kondisi tubuh dan berat badan. Mulailah dengan yang ringan terlebih dahulu dan dapat ditambah intensitas maupun durasinya.

Olahraga dimaksud harus tetap menerapkan protokol kesehatan, kalau memang kondisi aman masker dapat di turunkan dari hidung dan hanya menutup mulut bahkan bisa juga di lepas untuk menghindari hipoksia.

Poinnya adalah jangan sampai dengan adanya pandemi menjadi alasan untuk tidak bergerak. Sekiranya di luar rumah tidak aman, maka dapat dilakukan aktivitas di dalam rumah.

Ilustrasi Olahraga di rumah (sumber: Freepik.com)
Ilustrasi Olahraga di rumah (sumber: Freepik.com)

Aktivitas yang dapat dilakukan di dalam rumah adalah senam aerobik sambil mengikuti panduan dalam YouTube. Senam tanpa alat juga menarik untuk dilakukan misalnya set up, back up, pust up, plank dan sebagainya. Sedangkan menggunakan alat sederhana seperti barbell atau dumbell.

Apabila di rumah ada anak tangga dapat dimanfaatkan dengan naik turun tangga dan loncat dengan dua kaki secara bersamaan. Olahraga dengan konsisten akan lebih baik dari pada durasi lama tetapi jarang melakukannya.

#3. Peran Orangtua

Orang tua berperan cukup besar untuk menjaga anak-anaknya agar tetap dalam kategori tubuh ideal. Pola hidup orang tua akan diikuti oleh anak-anaknya.

Orang tua dapat memantau berat badan anak-anak, jangan sampai terlambat mengetahui anak-anak mengalami obesitas, dengan cara menyediakan timbangan di rumah.

Menyediakan menu makanan yang baik, buah yang bervariasi di dalam kulkas dan dapat memberikan contoh berolahraga atau melakukan olahraga bersama-sama.

Rujukan:

  • www.aladokter.com
  • www.halodoc.com
  • www.klikdokter.com
  • www.hellosehat.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun