Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tjiptadinata & Roselina Pasangan Abadi Kompasianer

4 Januari 2021   07:15 Diperbarui: 4 Januari 2021   07:17 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika saya mulai menulis di Kompasiana pada 1 April 2020, saya belum banyak mengetahui seluk beluk penulisan di Kompasiana. Saya juga belum mengenal dan tidak tahu caranya berkenalan dengan penulis lain.

Yang menarik perhatian saya adalah sosok senior yang setia mengunjungi blog dan meninggalkan komentar-komentar yang positif. Tidak lama berselang ada lagi penulis wanita yang juga memberikan perhatian yang tidak jauh berbeda.

Dari dua komentar penulis itu memicu saya untuk mengetahui lebih lanjut siapa mereka. Ternyata mereka adalah suami-istri Bapak Tjipadinata Effendi dan Ibu Roselina.

Pada awal-awal menjawab komentar saya memanggil Mas Tjipta dan Mbak Rose, tetapi setelah semakin mengetahui siapa beliau maka saya memanggil Pak Tjip dan Ibu Lina.

Dalam perkembangannya Pak Tjip dan Ibu Lina tanpa absen selalu meninggalkan jejak perhatian dalam setiap tulisan dan saya berusaha untuk membalas kunjungan dengan meninggalkan kesan.

Hal ini merupakan anugerah yang besar dapat bertemu dengan dua pribadi yang selalu menginspirasi dengan kisah-kisah kehidupan berdua.

#Menjadi Teladan

Pak Tjip menjadi teladan bagi penulis-penulis yunior seperti saya, tidak saja memberikan contoh dalam berliterasi tetapi juga dalam kehidupan rumah tangga.

Di usia yang menginjak senja pria kelahiran Padang 77 tahun silam itu seolah membantah usia senja menghalangi dalam berkarya melalui tulisan-tulisan yang bermanfaat.

Komitmen dan konsistensi dalam menulis rupa-rupanya menjadi tekad beliau untuk tidak sekedar menulis, namun tulisan-tulisan yang disajikan selalu menebar kebaikan.

Apalagi dia sangat produktif menulis di tengah-tengah munculnya penulis-penulis baru yang lebih muda, tidak menyurutkan niatnya untuk selalu berkarya.

Saya juga salut pada Pak Tjip walaupun menetap di Australia tetapi kecintaannya pada Indonesia khususnya dunia literasi sangat besar, tanpa memperhitungkan untung dan rugi.

#Sesepuh di Kompasiana

Pak Tjip dan istri dikenal memiliki perhatian yang besar dalam persahabatan, pada setiap kesempatan pulang ke Indonesia mereka tidak segan-segan untuk mengundang para penulis untuk bersilaturahmi dan makan bersama.

Dapat di katakan pasangan berbahagia ini yang mempererat hubungan antar sesama Kompasianers dan sebenarnya mereka layak sebagai sesepuh Kompasiania.

Pak Tjip dan Ibu Lina senantiasa membagikan keharmonisan hubungan suami istri, usia senja tidak mengurangi kemesraan mereka dan layak menjadi ikon pasangan abadi Kompasianer.

#Kompasianer Senior

Dok. Kompasiana
Dok. Kompasiana

Di Kompasiana baru ada ada tiga tokoh senior yang sudah menyumbangkan tulisan lebih dari 5.000 artikel, mereka adalah Tjiptadinata Effendi, Katedrarajawen dan Rustian Al Ansosi. Namun berbicara pasangan yang tetap eksis hanyalah Pak Tjip dan Ibu Lina.

Roselina wanita kelahiran Solok-Sumatera Barat tahun 1943 itu, bergabung dengan Kompasiana 12 Januari 2013, tidak kalah mentereng ia sudah menulis 700 artikel lebih.

Sebagai seorang wanita lulusan ilmu pendidikan di IKIP Padang, banyak membagikan kisah-kisah hidupnya yang sarat dengan pesan moral dan pendidikan.

Melihat kisah perjalanan hidup mereka dalam berumah tangga tidaklah mudah, dimulai menjadi seorang guru, kemudian sukses mendirikan Yayasan Waskita Reiki pada 1998. Reiki merupakan pusat penyembuhan alami melalui terapi bio energi.

#Mengajarkan Pluralisme

Pak Tjip dan ibu bagi saya secara pribadi telah memberikan inspirasi bagaimana menjalani kehidupan dengan penuh kasih dan tetap produktif sampai usia senja.

Mengajarkan pluralisme, pentingnya kebersamaan, menghargai pendapat orang lain, persatuan dan kerendahan hati.

Kita berdoa kiranya Pak Tjip dan ibu diberikan umur panjang, kebahagiaan dan terus membagi kebaikan untuk Kompasiana.

Kris Banarto, 4 Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun