Hari pertama sebagai Menteri Sosial Tri Rismaharini langsung tancap gas, ia blusukan di kawasan Sungai Ciliwung Jakarta, Senin 28 Desember 2020.
Bukannya ke kantor tetapi malah terjun ke lapangan untuk mengetahui secara langsung permasalahan yang di hadapi kementerian sosial yang dipimpinnya.
Risma menemui para pemulung dan gelandangan yang ada di kolong jembatan tanpa canggung, ia memotret langsung dan ingin mereka dapat hidup yang layak.
Itulah  Risma Wali Kota Surabaya dua periode yang diangkat Presiden Joko Widodo sebagai Menteri  Sosial menggantikan pejabat lama Juliari Batubara yang terjerat korupsi dana bantuan sosial untuk penanggulangan Covid-19.
Selama menjabat Wali Kota Surabaya Risma dikenal gemar blusukan untuk menata kota, tidak segan-segan ia ikut terlibat dalam pekerjaan taman dan terjun ke jalan untuk mengatur lalu lintas ketika macet.
Bahkan keberaniannya menutup lokalisasi terbesar di Asia Tenggara yaitu Gang Dolly mendapatkan apresiasi masyarakat.
Tidak mengherankan kalau Kota Surabaya mendapatkan pengharapan adipura delapan kali berturut-turut.
Kemudian tahun 2012 Surabaya meraih penghargaan Kota terbaik se-Asia Pasifik versi Citynet atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi masyarakat dalam mengelola lingkungan.
Risma ditempatkan sebagai wali kota terbaik ke tiga versi Word City Mayors Foundation atas keberhasilannya mengubah wajah Kota Surabaya menjadi hijau dan rapi.
Pada tahun 2015 sepupu dari mantan Menteri Pendidikan Muhammad Nuh itu masuk dalam jajaran 50 tokoh berpengaruh versi majalah Fortune.
Risma sempat menolak tawaran berturut-turut dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk di calonkan sebagai gubernur Jawa Timur, gubernur DKI Jakarta dan masuk jajaran Kabinet Indonesia Maju tahun 2019.