Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mudik Singkat Menjadi Solusi Liburan Akhir Tahun 2020

28 Desember 2020   09:42 Diperbarui: 28 Desember 2020   09:50 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun kebijakan tersebut disesalkan oleh pemerintah daerah Karanganyar, karena merugikan bisnis pariwisata. Akibat dari kebijakan tersebut banyak wisatawan yang sudah memesan kamar hotel dibatalkan. Seperti diketahui Kabupaten Karanganyar merupakan bagian dari Soloraya.

Pengalaman Mudik Singkat

Saya sendiri telah melakukan mudik singkat dari tanggal 24-27 Desember 2020, karana tanggal 28 istri sebagai pegawai Pemda DKI Jakarta sudah masuk kerja. Bagi Anda yang berencana mudik pada sisa waktu sekarang ini, berikut saya bagikan kisah mudik singkat namun berkesan dan tetap mengikuti himbauan pemerintah:

1. Tes Swab Antigen

Sesuai dengan himbauan pemerintah maka kami melakukan tes swab antigen pada sebuah rumah sakit, dengan biaya Rp 250 ribu per orang.

Setelah menunggu hasil selama satu jam, maka keluarlah hasil tes tersebut dan kami bertiga dinyatakan negatif.

Walaupun dalam praktiknya selama perjalanan dari Kota Depok ke Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah tidak ada razia dari petugas seperti yang diberitakan selama ini. Tetapi kami merasa aman karena memegang hasil laboratorium.

2. Membawa Bekal Makanan

Kami sengaja membawa bekal makanan untuk menghindari  kontak dengan orang lain. Selain aman juga dapat menghemat biaya.

Baik perjalanan berangkat maupun pulang, kami beristirahat satu kali di rest area untuk mengisi BBM, keperluan pribadi dan menikmati makan di dalam mobil.

Selain itu mematikan mesin mobil agar mesin tidak terlalu panas. Saya mengamati tempat peristirahatan tidak terlalu padat, dan secara keseluruhan warga disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

Rest Area Semarang-Bawen KM 429 (Sumber: Tribun Jateng/Amanda Rizqyana)
Rest Area Semarang-Bawen KM 429 (Sumber: Tribun Jateng/Amanda Rizqyana)

3. Mengurangi Pergerakan

Untuk mengurangi pergerakan saya memanfaatkan jalan tol, masuk dari tol Cibubur dan keluar di Palur-Karanganyar, dengan biaya tol sekitar Rp 900 ribu dan BBM sebesar Rp 800 ribu.

Benar-benar lalu lintas relatif lancar jarak Kota Depok-Tawangmangu sejauh 590 kilometer saya tempuh dalam waktu 8 jam sudah termasuk istirahat satu kali. Demikian juga arah balik ke arah Jakarta kondisinya hampir sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun