Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dilema dan Tantangan 3 Generasi dalam Satu Rumah

5 Desember 2020   07:36 Diperbarui: 5 Desember 2020   13:28 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Tatiana Twinslol dari Pexels 

Hasil Survei Ekonomi Nasional tahun 2017 yang dirilis Katadata.id menunjukkan kaum lansia yang tinggal bersama dengan keluarga menjadi 3 generasi mencapai 62,64%. Tiga generasi yang dimaksud adalah orang tua, anak/menantu serta cucu dalam satu rumah tangga.

Kedudukan anak dalam keluarga besar tersebut disebut dengan Generasi Sandwich yaitu suatu generasi yang bertanggung jawab terhadap orang tuanya dan anak-anaknya secara bersamaan.

Di Indonesia  yang menjunjung tinggi budaya timur Generasi Sandwich menjadi wajar, karena mereka tidak melupakan begitu saja kebaikan orang tua yang telah melahirkan, mendidik dan mengurus hingga dewasa.

Justru dengan masih adanya orang tua merupakan kesempatan untuk berbakti membalas kebaikan orang tuanya, walaupun dilain pihak harus mengurus pasangan dan anak-anaknya.

Sebenarnya ada pilihan lain yaitu dengan menempatkan kaum lansia pada panti jompo, tetapi biasanya ia menolaknya dan anaknya sendiri tidak tega untuk melakukannya.

Walaupun ada para lansia yang justru senang tinggal di panti jompo karena mereka dapat berkumpul dengan generasi yang seusia, mengadakan kegiatan-kegiatan bersama.

Masalah yang Sering Terjadi

1. Hubungan Mertua dengan Menantu

Masalah yang sering muncul adalah hubungan yang kurang baik antara mertua dan menantu. Mertua merasa tidak cocok dengan menantu demikian pula sebaliknya.

Terhadap masalah tersebut anak kandung terkadang dihadapkan dilema, apakah dia harus memihak orang tuanya ataukah memihak pasangannya.

Memang apabila sudah menikah pasangan menjadi lebih utama dibandingkan orang tuanya, namun sebagai anak kandung harus pandai-pandai menempatkan diri. Apabila salah dalam berkomunikasi dengan orang tua maka akan menyakitinya.

Di sini dibutuhkan kedewasaan dan pemahaman menantu dalam bersikap, karena ketika mengambil keputusan menikah maka siap untuk menerima kondisi keluarga besar termasuk mertua. Ada baiknya menantu untuk mengalah demi kebaikan hubungan dengan keluarga besar.

Foto oleh Askar Abayev dari Pexels 
Foto oleh Askar Abayev dari Pexels 

2. Kakek/Nenek dengan Cucu

Permasalahan juga dapat terjadi antara hubungan kakek/ nenek dengan cucu-cucunya. Biasanya mereka akan banyak memberikan toleransi kepada cucu-cucunya dan terkesan memanjakan.

Sikap memanjakan yang berlebih akan menyebabkan cucu-cucu tidak mandiri. Selain itu akan ada konflik manakala orang tuanya bertindak tegas kepada anak-anaknya.

Sebagai kakek/nenek seharusnya jangan terlalu campur tangan dalam mendidik dan memberikan kepercayaan pada anak-anaknya.

Bersiap Menjadi Lansia

Generasi Sandwich sekarang ini juga kelak akan menjadi kaum lansia, suatu siklus kehidupan yang tidak dapat dihindari. Maka sebaiknya belajar dari apa yang dialami oleh para orang tua.

Minimal yang dipersiapkan adalah menabung untuk kehidupan hari tua. Mengantisipasi apabila anak-anak kelak tidak dapat menanggungnya maka sudah dapat hidup secara mandiri.

Entah tinggal di rumah sendiri dengan ditemani pengasuh atau dapat juga tinggal di panti jompo yang representatif.

Generasi Sandwich merupakan pemberian dan tidak dapat dihindari, karena siapa yang akan mengurus orang tuanya, selain anak-anaknya sendiri. Berikut ini beberapa langkah yang perlu dijalani sebagai seorang Generasi Sandwich:

1. Pemahaman yang Benar

Generasi Sandwich harus memahami tugas dan tanggung jawabnya yang utama adalah keluarga inti, yaitu pasangan dan anak-anaknya. Jangan sampai posisi sebagai anak masih terbawa ketika sudah berumah tangga.

Dapat mengurus orang tua merupakan anugerah yang tak ternilai sebagai suatu kesempatan untuk melayani dan membalas kebaikan yang telah diterimanya.

2. Pentingnya Komunikasi dengan Pasangan

Sebagai anak kandung sebaiknya dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan dan orang tua, untuk menghindari kesalahan komunikasi.

Komunikasi diperlukan untuk menjaga keharmonisan hubungan antara mertua dan menantu. Sebagai anak kandung harus dapat menetralkan dan menjadi penengah untuk mengurangi kesalahan persepsi yang mungkin terjadi.

3. Momen Keluarga Inti

Generasi Sandwich walaupun harus tinggal bersama dengan orang tuanya, jangan sampai mengurangi kebersamaan dengan keluarga inti.

Momen kebersamaan bersama keluarga inti penting untuk menghangatkan hubungan dengan pasangan dan anak-anaknya.

***

Kedewasaan dan komitmen menjadi kata kunci Generasi Sandwich dalam menjalani kehidupan bersama dengan orang tuanya yang dihormatinya, pasangan yang di cintai dan tentunya anak-anaknya yang di sayangi. 

Agar konflik dan kesalahpahaman dapat diatasi dengan baik, sehingga dapat hidup bersama, 3 generasi dalam rumah tangga dengan penuh bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun