Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Belum Cinta Rupiah, Tak Pantas Jadi WNI

30 Oktober 2020   07:36 Diperbarui: 30 Oktober 2020   07:50 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ORI pecahan Rp. 1,- (Kementerian Keuangan RI)

ORI pecahan Rp.100,- (Sumber Kementerian Keuangan RI)
ORI pecahan Rp.100,- (Sumber Kementerian Keuangan RI)

Depresiasi Rupiah Terhadap Dolar

Membaca kisah perjuangan yang tidak mudah bagaimana para tokoh bangsa berjuang untuk menerbitkan mata uang sendiri ORI, sudah sepatutnya kita sebagai generasi penerus bangsa untuk merawat rupiah.

Perjalanan kurs mata uang rupiah dari masa ke masa mengalami depresiasi atau penurunan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar.

Pada Maret 1950 mata uang rupiah terhadap dolar sebesar Rp. 1.60,- per USD, sepuluh tahun kemudian yaitu pada Desember 1958 melemah menjadi Rp. 90,- per USD.

Saat pemerintahan Presiden Soeharto rupiah berada di level Rp. 2.000,- per USD, dan semakin melemah saat kejatuhan Soeharto pada tahun 1998 yaitu sebesar Rp. 16.800,- per USD.

Rupiah berhasil menguat pada era Presiden Habibie, pada level Rp. 6.500,- per USD. Rupiah kembali melemah di era Gus Dur menjadi Rp. 15.000,- per USD. Dan kembali normal pada masa pemerintahan Megawati sebesar Rp. 8.000,- per USD.

Mata uang kembali fluktuasi ketika Presiden SBY berkuasa, rupiah berada di level Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 12.900,-. Saat ini pada pemerintahan Presiden Joko Widodo rupiah bertengger di posisi Rp.14.620,- per USD.

Gagasan Redenominasi Rupiah

Sebagai dampak depresiasi rupiah terhadap dolar, maka Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) mempunyai gagasan untuk memotong nilai uang atau redenominasi.

Redenominasi yaitu mengurangi 3 angka nol misalnya dari Rp. 1.000,- menjadi Rp.1,- jadi apabila Anda mempunyai uang 1 miliar, setelah redenominasi menjadi 1 juta.

Pemerintah beralasan redenominasi bertujuan untuk mempermudah perhitungan, lebih praktis dan meningkatkan kepercayaan. Namun redenominasi membutuhkan waktu yang panjang mulai dengan sosialisasi sampai penarikan uang lama dan mengganti uang yang baru.

Kembali kepada pelemahan rupiah terhadap dolar, dari masa ke masa walaupun terjadi fluktuasi menunjukkan pelemahan yang cukup tajam. Dari Rp. 1.60,- per USD tahun 1950, dan akhir Oktober  2020 ini menjadi 14.620,- per USD.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun