Ganjar merasa bertanggung jawab untuk mengedukasi anak-anak sekolah itu. Menanggapi maraknya demo penolakan UU Cipta Kerja, ia menyayangkan pemerintah dan DPR kurang memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
Selanjutnya ia berpesan warga yang tidak setuju dapat melakukan komunikasi. Kalau menemui jalan buntu dapat mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Gaya pendekatan Ridwan Kamil agak berbeda dengan dua gubernur di atas. Pria yang biasa disapa Kang Emil ini langsung menemui para demonstran di Gedung Sate Bandung dan ikut berorasi.
Kemudian memanggil perwakilan dari para buruh dan mahasiswa untuk berdialog. Dari hasil komunikasi tersebut ia bersedia menyampaikan penolakan UU Cipta Kerja kepada pemerintah pusat dan DPR.
Surat pertama berupa rekomendasi dari para buruh bahwa Provinsi Jawa Barat menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja. Kedua memohon presiden minimal menerbitkan Perppu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang), karena masih ada waktu 30 hari untuk direvisi sebelum di teken presiden.
Merasa aspirasinya di terima oleh gubernur, para pendemo menyambut dengan tepuk tangan. Mereka puas karena pemimpin daerah telah mendengarkan aspirasinya.
Kesimpulan
Dari tiga model pendekatan yang dilakukan oleh tiga gubernur di atas ada kesamaan tindakan yaitu terjun langsung ke lapangan sebagai bentuk kepedulian. Anies dan Kang Emil ikut berbaur dengan demonstran, sedangkan Ganjar memilih menemui pendemo pasca demonstrasi.
Tampaknya Kang Emil lebih lengkap pendekatannya, karena menghasilkan kesepakatan dengan pendemo dan membuat surat penolakan kepada presiden dan DPR. Yang sebenarnya merupakan dilema seorang pemimpin daerah hendak memperjuangkan warganya atau mengikuti kebijakan pemerintah pusat.
Berikut ini beberapa pelajaran yang dapat kita petik, sikap seorang kepala daerah atau gubernur yang memperjuangkan warganya, walaupun harus berseberangan dengan kebijakan pemerintah pusat :
#1. Kepada daerah harus terjun langsung ke lapangan menemui demonstran. Untuk mengetahui kelompok mana saja yang melakukan demo dan memastikan apa saja yang sebenarnya terjadi. Hal ini juga sebagai bentuk kedekatan dan empati seorang pemimpin kepada warganya.Â