Sejarah Nama Kompas
Adalah presiden pertama RI Soekarno yang memberikan nama Kompas yang berarti pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan atau hutan rimba. Dan benar harian Kompas telah menjadi market leader dan agen perubahan yang membawa masyarakat harmonis dan toleran.
Berdirinya harian Kompas berawal dari usulan Panglima Angkatan Darat Letnan Jenderal TNI Achmad Yani kepada Ketua Partai Katholik Drs. Frans Seda, agar partainya memiliki sebuah media. Lalu Frans menunjuk PK Ojong dan Jakob Oetama untuk membentuk media yang resmi berdiri 28 Juni 1965.
Di Mata para Tokoh
Yakob Oetama juga dikenal sebagai tokoh yang berkontribusi bidang kesenian dan kebudayaan. Salah satunya adalah mengelola Bentara Budaya Yogyakarta, dan membuat event pasar Yakopan sebagai interaksi publik setiap bulan September.
Di mata Presiden Joko Widodo, tokoh yang pernah menjadi anggota DPR tersebut dikenal sebagai jurnalis sejati, sangat kritis dan pandangannya bernuansa kemanusiaan. Kritik disampaikan dengan bahasa yang santun dan halus.
Gubernur Jawa Tengah ganjar Pranowo mempunyai kenangan tersendiri saat bertemu dalam sebuah acara partai. Dia orangnya rendah hati, intelek, kebapakan dan tidak segan untuk membagi pengalaman.
Sementara itu Pendiri Yayasan Dompet Dhuafa Republika Parni Hadi menilai sosok Jakob Oetama sebagai tokoh pers, guru besar dan mata air keutamaan bagi para jurnalis seluruh Indonesia.
Media tidak Berafiliasi pada Partai
Jakob Oetama telah berpulang kepada Sang Khalik setelah seluruh hidupnya di abdikan untuk negeri. Pak Jo patut menjadi teladan insan pers di tanah air, untuk selalu memegang idealisme, tetap kritis dengan bahasa santun, tidak memihak, menerima perbedaan dan menjaga kebersamaan.