Yang agak unik adalah kejadian kedua karena berita yang sengaja di pelintir oleh rekannya sendiri. Hal ini menunjukkan tidak ada konfirmasi dan cross check kebenarannya, sebelum melakukan tindakan.
Insiden antara TNI dan Polri sudah seringkali terjadi dan sepertinya pihak Polri banyak mengalah. Dan banyak kasus yang tidak diselesaikan dengan transparan, karena dua institusi tersebut mempunyai wewenang untuk mengadilinya.
Bisa jadi penyerangan yang kedua terjadi sebagai dampak tidak tuntas-nya dalam pengusutan para pelaku dua tahun yang lalu. Merusak, membakar, mencederai secara terang-terangan toh tidak mendapatkan hukuman sepadan.
Sikap Tegas Andika Perkasa
Masyarakat mengapresiasi tindakan tegas yang dilakukan KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) Jenderal TNI Andika Perkasa. Hal ini dapat menjadi model seorang pemimpin, baik di lingkungan TNI maupun Polri.
Keputusan tanpa kompromi akan memperbaiki citra institusi, dan membuat efek jera bagi para prajurit yang harus memegang sumpah prajurit.
Jiwa korsa kiranya bukan disalahgunakan untuk hal-hal yang negatif yang dapat merusak wajahnya sendiri. Peran para komandan menjadi penting untuk membina prajurit agar mempunyai integritas dan patriot sejati.
Masyarakat akan menunggu konsistensi Jenderal Andika Perkasa, bukan kali ini saja tapi sampai paripurna mengabdi pada bangsa dan negara.
Gebrakan menantu dari mantan Ketua BIN (Badan Intelejen Negara) Jenderal (Purn) AM. Hendropriyono ini sebagai langkah cantik untuk membuktikan kapasitas-nya, dan dapat menjadi jembatan menuju pemilihan presiden empat tahun mendatang.
Apabila dilakukan dengan konsisten, sangat mungkin tongkat komando Panglima TNI yang dipegang Marsekal Hadi Tjahjanto akan diserahkan padanya. Bahkan jalan semakin lebar sebagai kuda hitam menuju Pilpres 2024.
Amanat Sukmawati