Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Author: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024).

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Suara Miring, Pencalonan Giring

27 Agustus 2020   05:51 Diperbarui: 27 Agustus 2020   05:51 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adalah Rizal Mallarangeng yang mencalonkon diri sebagai presiden pada kontestasi Pilpres 2009, sementara abangnya Andy Mallarangeng yang lebih beken darinya, memilih mendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Capres.

Rizal mendirikan lembaga konsultan politik Fox Indonesia, sebagai icon yang menyertai dengan tagline "If there is a will, there is a way" . Selama tiga bulan gencar beriklan melalui media luar ruang dan media elektronik.

Namun pria jebolan S2 dan S3 ilmu politik dari Ohio State University itu tidak mampu meningkatkan elektabilitas dan mencuri perhatian partai politik untuk mengusungnya. Akhirnya pada 19 Nopember 2008, Rizal melempar handuk dan mendukung pencalonan SBY.

Itulah salah satu tokoh yang mencoba mengajukan diri sebagai calon RI-1, Rizal tidak sendiri. Pada gelaran Pilpres 2014, raja dangdut H. Rhoma Irama pernah melakukan hal yang sama. Kala itu sempat di lirik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), tetapi akhirnya partai pimpinan Muhaimin Iskandar itu menempel ke Joko Widodo.

Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) juga pernah gembar-gembor di media cetak dan elektronik milik MNC group, menyodorkan Wiranto dan Hary Tanosoedibjo (Win-HT) sebagai pasangan dalam pesta Pilpres 2014. Namun sayang tak mampu mendongkrak suara Hanura dalam Pemilihan Umum Legislatif 2014, sehingga tidak dapat mengusung calon sendiri, mereka-pun layu sebelum berkembang.

Tokoh sekelas mantan Pangab Jenderal (Purn) Wiranto saja kandas dalam pencalonan presiden, apalagi seorang Giring Ganesha yang tingkat kepopuleran, kapasitas dan kemampuan terbatas kalau tidak mau dibilang pas-pasan.

Giring Ganesha

H. Giring Ganesha Djumaryo, pria berambut kribo kelahiran Jakarta, 14 Juli 1983 (37), ini telah keluar gari grup musik Nidji pada Desember 2017. Dia berbalik haluan dan memilih sebagai politikus dengan bergabung pada partai milenial PSI (Partai Solidaritas Indonesia) besutan mantan presenter cantik Grace Natalie.

Sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PSI, pria yang populer dengan lagunya Laskar Pelangi tersebut nekat mengajukan dirinya sendiri sebagai calon presiden 2024. Dalam konferensi pers pada 24 Agustus 2020, dia mengaku siap mencalonkan diri dengan alasan waktunya anak muda memimpin Indonesia, 'sekarang waktunya anak muda' ucapnya. 

Dengan dukungan dari pengurus PSI, keluarga dan pengalaman memimpin perusahaan serta grup band, menjadi alasan Giring berani maju sebagai bakal calon presiden. (Liputan6.com 26/08/2020).

Apa Motivasi Giring?

Sebagai seorang mantan artis yang dibesarkan dari panggung, bisa jadi ia sedang mencari panggung baru untuk meningkatkan popularitas. Kalau semula popularitas sebagai artis agar banyak yang membeli Compact Disc (CD) dan mengundang untuk menyanyi.

Sementara sekarang popularitas sebagai seorang politikus agar dirinya dikenal dan meningkatkan suara partai. Mungkin dia berharap Giring dan PSI menjadi dua sisi koin mata uang yang tak terpisahkan. Atau mencari simpati presiden terpilih 2024 agar masuk jajaran menteri?.

Bisa jadi  dia sudah dapat mengukur kapasitas-nya, dan akan kandas di tengah jalan karena PSI sendiri masih berdarah-darah bergelut untuk meraih suara 4% agar melenggang ke Senayan. Sementara untuk maju sebagai Capres harus diusung oleh partai dengan dukungan minimal 25% suara atau 20% kursi di DPR-RI, sungguh perjuangan yang amat berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun