Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Akankah Ganjar Bernasib seperti Purnomo?

15 Agustus 2020   11:27 Diperbarui: 1 September 2020   08:59 6047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemesraan ini janganlah cepat berlalu, mungkin itu yang mau dikatakan dua sejoli tokoh nasional yang sedang kasmaran yaitu Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. Sejak Mba Mega mengundang Mas Prabowo di rumah Jl. Teuku Umar -Jakarta tahun 2019 silam.

Pertemuan itu terjadi sebagai gencatan senjata setelah dua periode berturut-turut terjadi perang berdarah-darah pada Pilpres (Pilihan Presiden) tahun 2014 dan 2019. Prabowo harus tunggang langgang setelah dipukul mundur oleh Mantan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.

Persaingan sempat memanas karena PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dinilai telah mengingkari perjanjian Batu Tulis -- Bogor dengan partai Gerindra (Gerakan Indonesia Raya). Konon perjanjian tersebut berisi dukungan partai banteng moncong putih terhadap Prabowo sebagai Calon Presiden tahun 2014.

Andaikata benar tuduhan partai berlambang kepala garuda tersebut, dimungkinkan karena pada waktu itu elektabilitas Jokowi melambung mengungguli Prabowo. Sehingga Megawati banting setir memunculkan kadernya sendiri Joko Widodo.

Strategi dari putri presiden pertama Soekarno tersebut tepat Jokowi demikian panggilan Joko Widodo memenangkan pertarungan Pilpres tahun 2014 berduet dengan saudagar tajir dari Makassar Jusup Kalla. Tahun 2019 kembali unggul dari lawan yang sama dengan pasangan yang berbeda yaitu kiai senior Ma'ruf Amin.

Melihat peta kekuatan kandidat presiden tahun 2024 mendatang ada tiga tokoh yang bertengger di elektabilitas puncak yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Nampaknya tiga tokoh ini berpeluang besar mendiami istana negara selama periode 2024-2029.

Prabowo Subianto sebagai ketua umum partai runner up Gerindra, dengan kekuatan 73 kursi di DPR-RI akan leluasa untuk memilih pendampingnya. 

Sementara Ganjar Pranowo pria lulusan UGM ini sebagai kader partai sangat bergantung pada sang ratu Megawati sebagai pemegang tongkat komando partai pemenang pemilu 2019 itu.

Anies Baswedan tidak berafiliasi pada partai manapun tetapi mulai didekati NasDem, semenjak peristiwa Megawati yang enggan bersalaman, membuat Surya Paloh panas demam dan menempel jagoan baru sang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Persiapan Puan Maharani

Megawati secara cantik telah mempersiapkan sang Putri Mahkota Puan Maharani, mulai dari Ketua DPP (Dewan Pimpinan Pusat) PDIP, Ketua Fraksi PDIP di DPR-RI, Menko Bidang Pembangunan dan Kebudayaan tahun 2014 sd 2019 dan ketua DPR periode 2019 sd 2024.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun