Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

10 Cara Bijak Mengelola Keuangan Keluarga

15 Juli 2020   08:14 Diperbarui: 16 Januari 2021   21:57 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari pola pikir, menggunakan uang terlebih dahulu, baru kemudian sisanya di tabung. Hal ini riskan akan godaan memakai uang berlebih, dan kemungkinan sisanya tidak akan besar atau malah ludes terpakai semua. 

Cara berpikir harus diubah menjadi, berapa-pun penghasilan yang diterima maka 20% harus di tabung, dan gunakan uang dari sisa tersebut, angka ini dapat diubah sesuai dengan komitmen bersama suami-istri.

2. Tunjuk Bendahara yang Tidak Boros

Biasanya yang memegang dan mengatur keuangan adalah ibu, tetapi harus di ingat ada ibu yang tidak cakap mengelola uang, suka pergi ke salon, berbelanja dan sosialita dengan komunitasnya. Terhadap kasus seperti ini jangan memercayakan uang sepenuhnya kepadanya karena akan seperti menimba di ember yang bocor.

3. Ketika mengawali rumah tangga ada baiknya lakukan beberapa tahapan:

  • Mengambil asuransi jiwa untuk suami dan istri, untuk memproteksi kalau terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
  • Ikutlah asuransi kesehatan sebagai tindakan antisipasi kalau sakit.
  • Sisih-kan untuk tabungan sekolah anak, mumpung pengeluaran belum begitu besar.
  • Simpan dana darurat untuk enam bulan pengeluaran, untuk berjaga-jaga kalau terjadi PHK, krisis, dan sebagainya.

4. Investasi

Lakukan investasi yang aman walaupun dengan sedikit return atau bunga, jangan terlalu mengambil risiko.

  • Yang pertama mungkin Anda bisa menyimpan dana dalam bentuk deposito walaupun bunga tidak besar tetapi aman karena dijamin LPS (lembaga Penjamin Simpanan) hingga 2 miliar rupiah.
  • Emas batangan juga dapat menjadi alternatif investasi yang safe untuk jangka waktu di atas lima tahun, walaupun mengalami fluktuasi tetapi secara jangka panjang akan terjadi kenaikan di atas bunga deposito.
  • Apabila investasi saham maka pilihlah saham bluechips, saham pilihan yang sudah terbukti dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, sebaiknya saham juga untuk long term karena akan mengalami naik dan turun.
  • Ada beberapa pilihan reksadana, mungkin lebih secure pilih yang tengah misalnya Reksadana Pendapatan Tetap, yang sebagian dananya diputar dalam obligasi,kalau Reksadana Saham mempunyai tingkat risiko yang tinggi.
  • ORI (Obligasi Ritel Indonesia) biasanya akan memberikan kupon antara 1 sampai 2% di atas deposito, ini menjadi salah portofolio investasi yang tidak berisiko.

5. Pinjaman atau Kredit

Pinjaman atau kredit akan lebih baik kalau agunannya adalah barang yang produktif misalnya tanah, rumah dan ruko. Mengapa demikian? Karena ketika Anda lunas membayar cicilan maka agunan tersebut harganya sudah naik, dengan tanpa sadar telah berinvestasi dengan cara mencicil. 

Sebaliknya kalau agunan berupa barang konsumtif misalnya mobil, maka saat lunas kreditnya maka harga mobil akan turun. Yang menjadi perhatian adalah maksimal pos untuk angsuran maksimum 30% dari penghasilan.

6. Simpanlah THR, Bonus dan Insentif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun