Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Author: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024).

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Porter Generic Strategies, Cara Praktis Menangkal Krisis

10 Juli 2020   12:47 Diperbarui: 17 Januari 2021   12:37 3492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Executive photo by Pexels.com

Covid-19 betapa telah meluluh lantakkan tatanan ekonomi di seluruh dunia, betapa tidak ia telah membuat pusing ratusan negara, jutaan perusahaan dan miliaran orang di seluruh jagat raya. Denyut ekonomi melambat, penerimaan uang berkurang, raibnya pekerjaan, dan hilangnya saudara karena Covid-19.

International monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi global melandai di minus 4.9 persen pada 2020. Sementara tahun depan di prediksi bertumbuh positif di kisaran 5.4 persen, menyebabkan persentase PDB 2021 turun 6.5 poin lebih rendah dari prediksi yang di rilis praCovid-19.

Menurut Global Growth Tracker pada kuartal I tahun ini pertumbuhan ekonomi banyak negara anjlok bahkan ada yang membukukan minus dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Berturut-turut pertumbuhan ekonomi AS 05%, Prancis minus 5.2%, Inggris minus 1.8 persen, Spanyol minus 3.8%, Jerman minus 2.3%, Thailand minus 1.8% dan Indonesia 3% (Liputan6.com, 1 Juli 2020).

Lalu strategi apa yang harus di lakukan para pelaku bisnis, ada baiknya melihat fenomena krisis pandemi Covid-19 dengan analisis Porter Generic Strategies beserta dengan contoh perusahaan yang telah menerapkannya.

Dengan keuntungan yang cukup maka perusahaan akan mempunyai nafas panjang finansial, sehingga manakala terjadi krisis tidak mengganggu keuangan perusahaan karena mempunyai cadangan profit yang memadai.

Porter's Generic Strategies

Michael Porter, seorang profesor di Harvard Business School memperkenalkan generic strategies dalam bukunya yang berjudul "Competitive Advantage" : Creating and Sustaining Superior Performance (1985), strategi tersebut dapat di praktikkan di segala jenis usaha baik barang atau-pun jasa.

1. Cost Leadership strategy, perusahaan melakukan berikut :

  • Meningkatkan profit dengan cara menekan  biaya, sementara harga tetap bersaing di pasar.
  • Meningkatkan market share dengan cara menggunakan harga yang lebih murah (low price) tetapi tetap menghasilkan profit.
  • Pengurangan biaya melalui economies of scale, modify supply chain dan lean manufacturing
  • Contoh perusahaan yang menerapkan Cost Leadership Strategy adalah AirAsia, bisa menekan biaya operasional, diterima pasar dan mendapatkan profit.

2. Differentiaton Strategy, yang harus di jalankan adalah :

  • Riset dan inovasi haruslah menjadi fokus utama dan penting untuk mempertahankan reputasi brand.
  • Mampu membuat produk berkualitas tinggi.
  • Memperhatikan fitur dari produk (layanan pelanggan, pelayanan maksimal)
  • Target pasar menyadari manfaat dari produk yang kita tawarkan
  • Contoh yang menggunakan differentiaton strategy adalah BMW, menjadi global brand terkemuka, menjual gengsi dan mobil berkelas untuk segmen kelas atas

3. The Focus Strategy, implementasi-nya adalah :

  • Fokus pada niche market ( pasar yang sangat khusus)
  • Memberikan servis pada barang yang unik sesuai dengan kebutuhan khusus dari konsumen.
  • Contoh perusahaan yang menyasar niche market adalah Ranch Market 99 & Farmers Market 99, dengan target market menengah-atas & expatriate. Mengusung modern retail dengan konsep oriental atau western american, disesuakan dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Kesimpulan

Dalam menerapkan strategi bisnis perusahaan harus jelas posisi merek berada dimana, agar pelanggan dapat membedakan merek dengan pesaing. 

Di sini Porter's menyarankan tiga pilihan yaitu merek yang memperkenalkan dirinya murah dengan tidak mengurangi kualitas, merek yang mempunyai produk sangat berbeda atau unik dibandingkan dengan pesaing dan fokus pada niche market. 

Di luar dari ketiga pilihan itu merek menjadi tidak jelas dan konsumen mengalami kesulitan untuk membedakan dengan pesaing, sehingga dapat di tebak bisnis tidak berumur panjang dan miskin keuntungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun