Jadi pada tingkat yang sederhana, prinsip Pareto harus mengingatkan kita tentang manajemen waktu dalam mengelola bisnis. Kita harus memberikan perhatian pada segmen pelanggan utama, produk paling populer dan penyebab kepuasan pelanggan terbesar.
Di luar ini, kita harus meminta untuk menentukan mengapa hal ini terjadi? Teknik seperti sebab-akibat dapat diterapkan untuk menjawab masalah yang terjadi dalam proses atau bagaimana proses yang mendorong penjualan dapat dibuat lebih efisien.
Walaupun angkanya tidak mutlak 80-20, tetapi pola ini kita temui dalam dunia bisnis, misalnya 80% penjualan merupakan kontribusi dari 20% tenaga penjualan dalam satu tim, dari 80% produk yang terjual disumbangkan oleh 20% produk primadona, 80% pelanggan didapat dari 20% media promosi yang dijalankan.
Di perusahaan perbankan misalnya 80% jumlah nilai tabungan nasabah disumbangkan dari 20% nasabah yang ada, sebaliknya dari 80% nasabah hanya menyumbangkan 20% nilai tabungan keseluruhan.
Data-data seperti ini dapat menjadi strategi perusahaan misalnya :
- Di industri perbankan ada istilah nasabah prioritas atau privilege bagi mereka yang mempunyai tabungan di atas 1 milyar. Bank lebih fokus memberikan penghargaan kepada 20% nasabahnya karena mereka berkontribusi sebesar 80% nya dari total nilai tabungan di bank tersebut.
- Perusahaan juga dapat memberikan reward kepada 20% karyawan excellent karena berkontribusi 80% dari total penjualan, dengan hanya memperhatikan 20% karyawan perusahaan dapat meraup 80% penjualan. Dan tentunya mengevaluasi karyawan yang tidak memberikan kontribusi yang signifikan.
- Dalam hal melakukan promosi, media mana saja yang cukup efektif untuk mendatangkan leads dan terjadi transaksi penjualan.
- Perusahaan juga bisa melihat momen penjualan yang paling tinggi dalam satu tahun, misalnya awal bulan, akhir tahun dan lebaran. Maka pada bulan-bulan puncak penjualan tersebut perusahaan dapat membuat promosi yang kreatif supaya hasil menjadi maksimal.
- Atas produk-produk unggulan yang menjadi primadona pelanggan perusahaan dapat mempertahankan atau mengembangkan produk lebih baik lagi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Sebaliknya produk yang tidak laku ditarik dari pasar.
Hukum Pareto dapat diterapkan dengan menganalisis data sekunder yang ada dalam perusahaan, dan menemukan data input yang kecil tetapi outputnya besar atau sebaliknya output yang besar dari input yang kecil.Â
Kemudian kita akan mengevaluasi hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi input, dan membuat strategi bisnis yang tepat, supaya bisnis menjadi maju.
Referensi : www.smartinsights.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H