Diangkat dari Tubir Laut
***
Lama menunggu seolah tak berujung, Â daya upaya menguap sirna
Berliku jalan menuju harapan, membuang keraguan yang membelenggu
Peta kehidupan pudar, diterjang keangkuhan nazar
Menerawang mega tersandung ketamakan, memandang jauh mengaburkan kenyataan
Mengumpulkan jati diri, yang terbakar ambisi pribadi
Menata asa yang diceraikan pikiran yang kerdil
 Memutar haluan, menambatkan sauh yang diterjang badai
Dermaga begitu jauh dalam gelapnya nalar, rembulan segan bersinar
Berserah pada Sang Pencipta, Â sahutan nyata, walau tak kasat mata
DIA memulihkan orang yang berlumur dosa, yang mau berseru
Dengan tangan terbuka menyambut, dan hati meluluskan
Aku mengumpulkan kembali puing-puing harkat dan merajut derajat
 DIA mengangkat aku dari tubir laut, dipertemukan pada kekasih, yang tak terkira
Yang pasrah menerima aku apa adanya, sanggup fakir, pedih dan sengsara
Mulut ini terkunci, hanya syukur meluap dari kalbu, DIA telah mengaruniakan dewi pada aku yang papa ini
Kalbu ini berdegup bahagia, nadi ini hening  berbisik asmara
Buana bersuka sambut sang surya, aku bersukaria dalam kehangatan cinta
Aku hendak selamanya, bersamamu
***
Depok, 16 Juni 2020.
KB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H