Meludah di Langit Biru
***
Dulu aku senang berdiri di atas gunung tinggi
Dan sering kali meludah di langit biru
Amarah siap meledak, bagai petasan dengan sumbu pendek
***
Aku tak paham arti hidup, hanya mengejar perkara kasat mata
Bukankah itu yang nyata, makan-minum, bermain dan tidur?
Selama senang itu yang kulakukan, walau kadang mengecewakan orang
***
Aku tak bisa diam ketika harga diriku diinjak
Akan protes ketika hakku dirampas orang
Melawan pada ke tidak adilan dan perbedaan
***
Seolah-olah yang kulakukan benar, atas nama kebebasan
Kadang kala tampil jadi pahlawan, membela temanÂ
Hati ini lega kalau sudah memaki orang yang melakukan kesalahan
***
Aku merasa bertanggung jawab atas hidup sesuai pengertianku
Kebebasan yang orang lain tidak bisa campuri
Jumawa dan congkak seolah tak punya kesalahan yang tersentuh
***
Akhirnya aku bertemu kebenaran, hatiku hancur, pada apa yang kuperbuat
Enggan bercermin karena kelakuanku yang berdebu
Apa yang kulakukan  telah menyakiti banyak orang
***
Sadar kalau aku bukan milikku, tetapi milik Sang Khaliq yang berkuasa atas jagat raya ini
Selama ini aku telah menyalah-gunakan kebebasan untuk memuaskan kehendakku
Kebebasan sejatinya untuk melakukan kebaikan bagi sesama
***
Sungguh kebenaran telah mengubah pikiran dan cara pandang tentang kehidupan
Ingin sekali aku membuang kemunafikan yang telah menjerat aku selama ini
Walau harus jatuh bangun dan berjuang  tanpa henti
***
Aku tahu mana yang baik, tapi terkadang aku melakukan yang jahat
Sungguh aku pribadi yang lemah, tanpa-Mu aku tak bisa melakukan kebaikan
Aku berdoa pimpin-ah langkah ini, supaya berjalan sesuai kehendak-Mu
***
Ketika aku sabar ada damai, ada kekuatan baru manakala bersyukur
Aku bersuka cita dan menuai kebahagiaan yang tak ternilai
Kiranya kebenaran itu ada padaku dan mengubah hidupku
***
Depok, 14/06/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H