Tuhan Mahir Memadukan Angan
Â
Denyut kehidupan terus bergulir, seperti bayang-bayang sebentar ada lalu pergi
Laksana layang-layang kandas entah menginjak di mana
Manusia tidak dapat menyelami apa yang hendak terbit
Kadang hadir seperti mimpi, menyenangkan kemudian terjaga
Hanya berserah kepada Sang Pencipta membuat jiwa hening
Manusia boleh merencanakan dan berhajat, Tuhanlah yang menakdirkan
Tidak singkat aku mengalami kesendirian, berharap ke tidak pastian
Bagai mengejar awan dan menatap sang bayu
Hanya gelisah dan harap pada keinginan yang tak berakal
Di ujung yang jauh ternyata ada rindu yang sama, merenda  impian
Asa saling terjawab, bermuara dalam cinta
Dia berhasrat anak bungsu itulah aku, dan aku berharap dia piawai mengobati itulah dia
Tuhan memang mahir memadukan angan dua insan senjang
Aku jadi sadar itulah sandinganku yang akan kubawa berkelaluan
Menikmati setiap irama detak jantung, sampai akhir hayat
#Depok, 10/06/2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H