Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Era New Normal: Tinggalkan Marketing Mix 4P, Gunakan 4C

30 Mei 2020   13:53 Diperbarui: 15 Januari 2021   12:21 10155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai praktisi marketing pasti mengenal bauran pemasaran atau marketing mix P4 (Product, Price, Place, and Promotion) strategi dalam pemasaran yang di populer-kan oleh Jerome Mc.Carthy tahun 1968, tetapi sampai sekarang masih up to date dan dipakai banyak praktisi marketing.

Sebegitu pentingnya konsep ini diajarkan melalui pelatihan tenaga penjualan dan pemasaran, bahkan diajarkan sampai ke pendidikan tinggi jurusan manajemen. Sebenarnya konsep marketing mix ini cukup bagus, tetapi lebih cenderung untuk kepentingan pemasar atau perusahaan, sedangkan kepentingan konsumen kurang dipertimbangkan.

Adalah Philip Kotler (1999) yang mengkritik 4P yang berorientasi pada produk bukan pelanggan, sehingga 4P ini apabila dijalankan harus mempertimbangkan 4C (Consumer, Cost, Convenience, Communication). 

Apalagi di era tatanan baru New Normal telah terjadi perubahan perilaku konsumen (consumer behavior), terbukti selama work from home terjadi peningkatan pengguna internet 10 sd 40%, hal ini menandakan banyak orang menggunakan internet untuk aktivitas kehidupan.

Menurut Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran, Filianingsih Hendarta, transaksi pembelian lewat e-commerce meningkat 18,1% menjadi 98,3 juta transaksi dan total nilai transaksinya meningkat 9,9% menjadi Rp 20,7 triliun. (Kontan.co.id, 30 April 2020). 

Hal ini juga dialami di belahan dunia,  Menurut Pauline Lemaire, Director of Account Strategy Criteo for Large Customers, SEA, Hong Kong and Taiwan, Traffic web harian melonjak lebih dari 50% secara global.

Perdagangan online sekarang telah menjadi esensial untuk konsumen Asia Pasifik ketika mereka berpindah ke platform online karena pandemi kesehatan global. (Selular Id, 16 April 2020). Dengan adanya perubahan perilaku konsumen tersebut dan memasuki tatanan baru New Normal, tidak ada pilihan lain, selain mempertimbangkan keinginan dan kebutuhan konsumen, maka diperlukan strategi 4C.

Apakah 4 C itu?

Image Slideshare.net
Image Slideshare.net

Konsep 4 C, yang terdiri dari Customer, Cost, Convenience, Communication, (keinginan dan kebutuhan Konsumen, Biaya, Kenyamanan, dan Komunikasi) bisa dikatakan  jauh lebih bernilai bagi bauran pemasaran dibandingkan 4 P. Mereka fokus tidak hanya pada pemasaran dan penjualan produk tetapi juga pada komunikasi dengan target pelanggan dari proses awal hingga akhir.

Fokus 4P pada strategi pemasaran berorientasi penjual, yang bisa sangat efektif untuk penjualan. Namun 4 C menawarkan perspektif yang lebih berbasis konsumen pada strategi pemasaran.

1. Customer Vs Product

Konsumen menggantikan produk karena produk yang bagus bisa menjadi tidak berarti manakala produk tersebut tidak sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. 

Strategi pemasaran ini penting untuk bisnis yang tertarik dalam mencari pemahaman pelanggan mereka. Setelah memahami pelanggan, akan jauh lebih mudah untuk menciptakan produk yang akan bermanfaat bagi pelanggan.

Pelanggan membuat keputusan pembelian dan karenanya merupakan sumber daya paling berharga dalam strategi pemasaran apa pun. Jadi sebaiknya lakukan riset konsumen terlebih dahulu untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen.

2. Cost Vs Price

Cost atau biaya menggantikan Price atau harga. Jangan bingung biaya produk Anda dengan harganya. Harga hanya sebagian kecil dari keseluruhan biaya pembelian suatu produk kepada pelanggan.

Penting untuk menentukan biaya keseluruhan (bukan harga ) produk Anda kepada pelanggan. Biaya tidak hanya mencakup harga barang, tetapi juga dapat mencakup hal-hal seperti waktu yang dibutuhkan pelanggan sampai ke lokasi, untuk membeli produk, atau biaya transportasi yang diperlukan untuk mencapai tempat.

Biaya juga dapat mencakup manfaat atau kurangnya manfaat produk bagi pelanggan. Konsumen akan menghitung keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan barang, dibandingkan dengan nilai yang didapat dari barang tersebut.

3. Convenience Vs Place

Convenience atau kenyamanan menggantikan Place atau distribusi barang. Kenyamanan serupa dengan "tempat" dalam strategi pemasaran 4P. Namun, keduanya sangat berbeda. Place hanya merujuk ke tempat atau distribusi produk akan dijual. Convinience adalah pendekatan yang jauh lebih berorientasi pelanggan terhadap strategi pemasaran ini.

Setelah Anda menganalisis kebiasaan pelanggan, Anda harus dapat mengetahui apakah mereka berbelanja online atau offline di toko serta apa yang mereka mau lakukan untuk membeli produk Anda.

Tujuannya adalah untuk membuat biaya produk efektif dan cukup sederhana bagi pelanggan untuk mencapai produk tanpa harus melewati rintangan. Ada baiknya pemasar melakukan survei perilaku konsumen dalam berbelanja, sehingga dapat menentukan strategi yang tepat untuk memberikan kenyamanan konsumen.

4. Communication Vs Promotion

Communication menggantikan Promotion, komunikasi selalu menjadi kunci bagi pemasaran bisnis karena tanpa komunikasi yang terjalin baik antara perusahaan dan konsumen mustahil dapat berhasil secara maksimal.

Komunikasi mirip dengan Promosi namun ini sangat berbeda. Promosi suatu produk digunakan untuk mempengaruhi pelanggan agar mereka membeli suatu produk. Sedangkan komunikasi adanya interaksi dari pelanggan baik sebelum, selama dan setelah produk di jual.

Promosi sering kali bisa manipulatif dan tidak efektif, namun komunikasi merupakan pendekatan yang berorientasi pelanggan terhadap tugas penjualan produk. Strategi pemasaran ini dapat dengan mudah diimplementasikan melalui penggunaan media sosial.

Ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan brand  di tingkat pribadi dan pada akhirnya akan mengarah pada loyalitas brand (brand loyalty) yang lebih besar di antara para pelanggan Anda. Saat ini komunikasi begitu terbuka bahkan masyarakat umum bisa mengawasi komunikasi antara perusahaan dan pelanggan.

Penerapan 4 C

Pemasaran 4 C dapat sangat bermanfaat bagi strategi pemasaran apa pun. Strategi ini memaksa pemasar untuk benar-benar memahami pelanggan mereka, bahkan sebelum mengembangkan produk.

Strategi ini membutuhkan komunikasi di seluruh proses, dari awal hingga selesai, dan dimulai dengan memahami apa yang diinginkan dan dibutuhkan pelanggan dari produk Anda.

Saat menggunakan 4 C, ingatlah untuk selalu memikirkan pelanggan Anda terlebih dahulu, dan berkomunikasi dengan pelanggan di sepanjang proses perencanaan, pemasaran sampai after sales servise. Akibatnya, pelanggan akan merasa seperti Anda berbicara langsung kepada pelanggan dan memenuhi kebutuhannya.

Referensi : catmediatheagency.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun