Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Author: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Transformasi Rajawali, Proses Menyakitkan Demi Kebaikan

25 Mei 2020   22:02 Diperbarui: 15 Januari 2021   14:46 9018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak negara yang menggunakan burung elang sebagai lambang negaranya, sebut saja AS, Jerman, Rusia, Polandia, Irak dan Meksiko. Bukan tanpa alasan tetapi karena burung elang memiliki postur gagah, dengan kukunya yang kuat, sayap yang lebar dan matanya yang sangat tajam.

Sedangkan Indonesia dan Thailand memilih burung garuda sebagai lambang negara, burung garuda yang menyerupai burung elang atau rajawali ini dikenal dalam mitologi yang digunakan sebagai kendaraan Wishnu. Garuda muncul dalam berbagai kisah terutama di Jawa dan Bali, garuda melambangkan kebajikan, pengetahuan, kekuatan, keberanian, kesetiaan dan disiplin.

Secara sepintas akan sulit menemukan perbedaan antara burung elang dengan rajawali, tetapi ada satu perbedaan yang membuat kelebihan burung rajawali selain tubuhnya lebih besar yaitu pada usia empat puluh tahun, akan mengalami transformasi sehingga umurnya bisa mencapai tujuh puluh tahun, kita akan belajar dari burung ini.

Rajawali Anak

Image Adobe Stock.com
Image Adobe Stock.com

Burung rajawali ketika masih anak umur 2-3 bulan, akan dilatih induknya untuk terbang, biasanya rajawali kecil tidak mau keluar sarang karena merasa nyaman ada di dalam sarang, dan enggan untuk keluar sarang. Induk rajawali tidak kekurangan akal, ia akan memancing anak-anak rajawali dengan makanan yang ditaruh di luar sarang dan induk rajawali akan mematuk-matuk memanggil anak-anaknya untuk keluar sarang.

Pelajaran pertama dari anak burung rajawali adalah terkadang kita sebagai manusia maunya berada di zona nyaman (comfort zone), terjebak oleh rutinitas dan tidak mau menghadapi tantangan. 

Perubahan kadang perlu ada paksaan baik dari diri kita maupun dari orang lain. Kadang kita mengharapkan hasil yang lebih dari usaha kita yang biasa kita lakukan, padahal kalau kita melakukan usaha yang sama maka hasilnya akan sama.

Setelah anak rajawali keluar dari sarang maka sang induk mulai melatih anak-anaknya terbang, yaitu dengan menjatuhkan anaknya dari tebing yang tinggi, kemudian induk ayam akan menangkapnya di bawah. Latihan ini dilakukan berulang-ulang, sehingga anak rajawali dapat terbang sendiri tanpa di dampingi oleh induknya.

Anak rajawali belajar terbang seperti seorang anak kecil belajar bersepeda, pertama dimulai dengan sepeda roda empat, setelah terbiasa, roda samping dilepas satu, dan akhirnya roda samping satunya dilepas lagi, sehingga tidak perlu roda samping, dan sudah bisa bersepeda secara lancar.

Pelajaran ke-2, apapun juga baik keterampilan atau keahlian dibutuhkan latihan dan proses belajar, tanpa latihan dan proses belajar kita tidak akan mendapatkan keterampilan atau keahlian. Kalau kita ingin maju harus selalu menambah wawasan baik belajar dari buku, pelatihan, seminar, mengikuti program sertifikat, sertifikasi keahlian dan sebagainya.

Rajawali Dewasa

Setelah burung rajawali bisa terbang, dia akan dilatih induknya untuk mencari mangsa, awalnya anak-anaknya di dampingi oleh induknya dan apabila sudah bisa mencari makan sendiri maka setiap pagi sang induk akan mematuk-matuk anak-anaknya mengusir supaya keluar dari sarang dan mencari makanan sendiri.

Pelajaran ke-3, seperti halnya manusia ketika telah menyelesaikan sekolah dan beranjak dewasa, maka harus bekerja secara mandiri dan tidak bergantung lagi pada orang tuanya. 

Dia mulai merencanakan masa depannya, bekerja dengan sungguh-sungguh, menabung dan mulai mencari pasangan hidup. Dan kelak akan meninggalkan orang tuanya yang selama ini mendidiknya, dan membangun rumah tangga sendiri. Perlu disiplin dan tanggung jawab sejak di bangku sekolah sampai bekerja, sehingga pada waktu menikah, pondasi rumah tangga menjadi kuat.

Rajawali Tua

Ketika burung rajawali mencapai umur empat puluh tahun kondisi fisiknya mulai menurun, ditandai dengan paruhnya yang mulai retak dan bengkok sehingga mengalami kesulitan untuk mematuk. 

Bulunya mulai tebal dan menghambat untuk terbang dan kuku-kuku kakinya sudah tidak tajam lagi, yang menyebabkan tidak kuat untuk mencengkeram mangsa. 

Dalam fase ini pilihan hanya dua tetap bertahan dengan kondisi yang lemah dan menunggu kematian atau bertransformasi / berubah dan dapat mencapai umur tujuh puluh tahun.

Apabila pilihan transformasi maka burung rajawali akan bersemedi atau berdiam diri membuat sarang baru di tebing yang tinggi supaya aman, dia mulai mematuk-matukan paruhnya di batu sampai paruhnya terlepas. 

Setelah paruhnya tumbuh kembali, maka dia akan mulai mencabuti kuku-kukunya, dan akan tumbuh kuku-kuku yang baru. Dan setelah kuku-kuku baru tumbuh maka dia mulai mencabuti bulu-bulunya sampai habis, dan menunggu bulu-bulu baru bertumbuh. 

Baru kemudian setelah bulu-bulu tumbuh rajawali seperti muda kembali, dengan paruh, bulu-bulu baru dan kuku yang tajam, dia siap menjalani kehidupan normal. Waktu yang dibutuhkan untuk bertransformasi sekitar lima sampai dengan enam bulan, dan rajawali ini telah siap menyambut hingga berumur tujuh puluh tahun.

Image Pexels.com
Image Pexels.com

Pelajaran ke-4, yang dapat kita petik adalah kalau kehidupan kita mau lebih bernilai harus mengalami transformasi, bedanya kalau burung rajawali perubahan secara fisik, tetapi kalau manusia perubahan secara sifat, karakter dan perilaku.

 Transformasi tidak harus menunggu umur empat puluh tahun, tetapi secepatnya karena kita tidak tahu sampai mencapai umur berapa hidup di dunia. Dan perubahan karakter harus diperbaharui sehari ke sehari, selama kita hidup di dunia.

Pelajaran ke-5, kalau burung rajawali harus melewati proses menyakitkan dengan menyiksa diri demi mencapai umur panjang sampai tujuh puluh tahun, maka sebagai manusia kita juga harus mau menjalani proses menyakitkan misalnya untuk menahan makanan yang tidak baik bagi tubuh, menderita untuk mau melakukan aktivitas olahraga, supaya kita tetap sehat, produktif dan panjang umur.

Kelebihan Burung Rajawali

Selain kelebihan mendisiplinkan diri, mau berlatih, hidup mandiri, bertanggung jawab dan bersedia untuk transformasi, ada kelebihan-kelebihan lain dari burung rajawali :

1. Penglihatan Jauh

Burung rajawali mempunyai penglihatan 3.6 kali lipat dari manusia, maka ketika terbang tinggi sangat jelas melihat mangsa. Kita sebagai ciptaan yang paling mulia juga harus dapat melihat jauh ke depan, bukan untuk kehidupan didunia ini saja tetapi kehidupan kekal, ini pelajaran ke-6 dari kelebihan burung rajawali.

2. Kecepatan Tinggi

Bergerak dengan kecepatan tinggi bisa mencapai 300 KM/jam, dengan kecepatan seperti ini dapat dengan cepat mengambil mangsa, bahkan ikan sekalipun yang ada di laut. Pelajaran ke-7 kita harus dengan cepat menyesuaikan kemajuan teknologi informasi yang berkembang secara pesat, kalau tidak kita akan ketinggalan termakan zaman.

3. Setia pada Pasangan

Image Pixabay.com
Image Pixabay.com

Burung rajawali dikenal sebagai burung yang setia pada pasangannya, walaupun kesempatan terbuka tetapi tidak digunakan, dia tetap setia pada pasangannya. Ini menjadi pelajaran ke-8 bagi manusia, kita seharusnya malu kalau tidak setia dengan pasangan kita, berarti kesetiaan kita kalah dengan burung rajawali.

4. Terbang Melintasi Badai

Burung rajawali dapat terbang tinggi melampaui badai, bukan dengan mengepak-kan sayapnya seperti burung yang lain, melainkan dengan mengembangkan sayapnya dan dia sangat menikmati badai dan dapat mengatasinya dengan baik. 

Pelajaran ke-9 bahwa dalam kehidupan kita juga sering kali menghadapi badai entah itu di dalam keluarga, sekolah maupun pekerjaan, dan kita harus menghadapinya dan menaklukkannya, karena dibalik tantangan ada peluang.

Itulah sembilan pelajaran dari perilaku dan kelebihan burung rajawali yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya saat wabah pandemi Covid-19. 

Kalau burung rajawali pada umur 40 tahun mau menderita selama 5 hingga 6 bulan untuk bertransformasi menjadi rajawali muda dan siap hidup sampai umur 70 tahun. Hendaknya kita juga bersedia bertransformasi sifat, karakter dan perilaku selama PSBB, tetapi entah butuh waktu berapa lama apa 5 sampai 6 bulan juga? Wallahu A'lam.

Sumber : Wikipedia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun