Etika adalah perhatian utama dalam pemasaran, dan bidang harga, penempatan, dan promosi tidak terkecuali. Penentuan harga mengacu pada cara penetapan harga bagi konsumen, dengan mempertimbangkan biaya produksi, distribusi, dan overhead.
Penempatan atau display melibatkan penentuan posisi strategis produk di dalam toko ritel. Promosi melibatkan diskon harga jangka pendek atau hadiah. Masing-masing bidang ini menghadirkan seperangkat dilema etis, tantangan, dan pedoman hukum yang harus dipetakan.
Memahami peran etika dalam harga produk, penempatan dan promosi dalam pemasaran dapat membantu Anda untuk tetap berada di sisi hukum yang benar sambil mengembangkan reputasi untuk menetapkan standar etika yang tinggi.
1. Pricing Ethics
Kolusi harga dapat menjadi sumber utama tekanan etis di banyak industri, dan penetapan harga buatan adalah ilegal di berbagai negara. Kolusi harga terjadi ketika sejumlah pesaing sepakat untuk menetapkan harga pada tingkat tertentu, melewati kekuatan pasar alami penawaran dan permintaan dan menciptakan keuntungan yang tidak adil atas konsumen.
Praktik kartel terjadi saat Honda dan Yamaha mengatur harga antara Honda Beat dan Yamaha Vario jauh diatas harga wajar, dan KPPU melalui keputusan PN Jakarta Utara memberikan denda masing-masing untuk Honda 22.5 M dan Yamaha 25 M.
Harga yang dibuat meningkat dari barang-barang konsumsi yang diperlukan seperti bensin atau barang-barang makanan dasar juga dapat melanggar ekspektasi etika konsumen. Menetapkan poin harga yang berbeda untuk konsumen yang berbeda untuk barang yang sama dapat dianggap sebagai langkah yang tidak etis dan dapat menjatuhkan perusahaan di sisi hukum yang salah dan sentimen konsumen.
Pilih harga pasar yang adil bila memungkinkan untuk mempertahankan struktur penetapan harga yang etis, dan menolak untuk melakukan bisnis dengan pemasok atau bekerja sama dengan pesaing yang menawarkan penawaran pengaturan harga.
2. Product Placement Ethics
Display produk point of sale, dan demo adalah contoh teknik penempatan yang secara melekat tidak berbahaya, tetapi dapat digunakan dengan cara yang tidak etis.Â
Distributor permen, misalnya, dikenal menempatkan display terang pada ketinggian mata anak-anak tepat sebelum di kasir supermarket, mengetahui kombinasi antara permintaan anak dan stres orang tua berdiri dalam antrean akan menghasilkan peningkatan penjualan.
Tidak ada yang ilegal tentang taktik ini, tetapi beberapa konsumen menganggap manipulasi emosional semacam itu sangat tidak etis, terutama ketika melibatkan anak-anak. Pembayaran tunai yang dibayarkan oleh merek besar dan kuat secara finansial untuk mengamankan ruang rak terbaik di supermarket, membuatnya sulit bagi merek kecil untuk mendapatkan perhatian pembeli.
3. Promotions Ethics
Promosi dirancang untuk meningkatkan penjualan jangka pendek dengan memberikan proposisi nilai yang tak tertahankan kepada konsumen. Kupon, acara penjualan liburan, potongan harga dan hadiah semuanya termasuk dalam kategori promosi.
Taktik "bait and switch" umpan dan beralih secara luas dianggap tidak etis, namun banyak perusahaan masih mempraktikkan teknik promosi ini. Dengan umpan dan beralih, perusahaan mengiklankan diskon signifikan pada produk yang berharga, tetapi hanya menyediakan sedikit barang di toko.
Pelanggan terpikat oleh banyak hal, hanya untuk menemukan bahwa produk yang benar-benar berbeda dan sering kali lebih rendah malah dipromosikan. Hindari taktik ini bagaimanapun caranya. Meskipun legal, taktik bait and switch dapat merusak reputasi etis Anda dengan cepat.
4. Advertising Ethics
Bidang periklanan dan penjualan berfungsi sebagai contoh utama. Etika periklanan sangat diatur oleh hukum ketika menyangkut kejujuran, diskriminasi, dan audience anak muda, tetapi pengiklan perlu bekerja keras untuk menghindari menyinggung audience bahkan dalam batas-batas hukum.
Sehingga iklan rokok ditayangkan setelah jam sembilan malam, supaya tidak dilihat anak-anak dan materi iklan tidak menunjukkan barang yang dipromosikan.
Iklan sebenarnya tidak boleh menyerang produk lain: Orang Pintar Minum...., Orang Bejo Minum...., walaupun tidak ada keluhan dari pemilik merek, tetapi sebaiknya hal ini dihindari. Iklan yang bagus ketika iklan itu mempunyai unsur etis, estetis dan artistis.