Bayangkan sebuah situasi di kantor, ketika sebuah proyek besar sedang dihadapi oleh tim. Tim telah bekerja keras dan melaporkan kemajuan mereka kepada atasan, namun yang mereka dapatkan hanya keheningan. Tidak ada komentar, tidak ada arahan lebih lanjut, hanya diam yang menambah kebingungan.Â
Setiap pertanyaan yang diajukan hanya mendapat respon hampa. Ini adalah contoh dari silent treatment, sebuah perilaku di mana atasan memilih untuk tidak berkomunikasi atau memberikan umpan balik, meskipun seharusnya hal tersebut menjadi bagian dari tanggung jawab mereka. Tanpa adanya komunikasi, tim terjebak dalam ketidakpastian dan kekurangan arahan yang jelas, yang berpotensi merusak produktivitas dan semangat kerja.
Di dunia kerja modern yang serba cepat dan kompetitif, komunikasi yang jelas dan terbuka menjadi kunci keberhasilan sebuah tim. Dalam lingkungan yang dinamis ini, setiap anggota tim, termasuk atasan, diharapkan untuk saling memberikan umpan balik yang konstruktif.Â
Sayangnya, fenomena silent treatment sering kali muncul sebagai reaksi terhadap konflik, ketidaksetujuan, atau sebagai cara untuk menghindari konfrontasi langsung.Â
Padahal, ketika atasan memilih untuk diam, mereka tidak hanya menciptakan kekosongan informasi, tetapi juga merusak hubungan yang seharusnya saling mendukung di dalam tim. Oleh karena itu, penting untuk memahami mengapa silent treatment bukanlah solusi yang efektif, melainkan sebuah masalah yang perlu diatasi.
Apa Itu Silent Treatment?
Silent treatment adalah perilaku non-komunikatif di mana seseorang memilih untuk diam dan menghindari berinteraksi dengan orang lain sebagai cara untuk mengungkapkan ketidakpuasan, frustrasi, atau untuk mengontrol situasi.Â
Dalam konteks pekerjaan, silent treatment sering digunakan oleh atasan sebagai bentuk hukuman pasif atau upaya untuk menunjukkan kekuasaan dengan cara tidak merespons permintaan atau pertanyaan, yang dapat menimbulkan ketegangan di tempat kerja.
Sebagai salah satu bentuk komunikasi yang tidak langsung, silent treatment dapat menciptakan kebingungan dan ketidakpastian, serta merusak hubungan profesional.
Menurut sebuah penelitian dalam Journal of Applied Psychology (2017), perilaku silent treatment dapat memiliki dampak psikologis yang serius pada individu yang menjadi sasaran, seperti penurunan kepercayaan diri dan perasaan terisolasi dalam lingkungan kerja.