Langkah terakhir adalah mengajak siswa untuk merefleksikan dampak dari perilaku mereka. Guru bisa memberikan contoh nyata atau bertanya kepada siswa bagaimana mereka akan merasa jika berada di posisi guru atau teman yang terganggu.Â
Misalnya, guru bisa mengatakan, "Bagaimana menurutmu teman-temanmu yang lain merasa ketika suasana belajar terganggu?" Dengan cara ini, siswa diajak untuk lebih memahami perspektif orang lain dan dampak dari perilaku mereka.Â
Teknik ini dipercaya akan membantu membangun empati dalam diri siswa dan meningkatkan kesadaran mereka untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri.
***
Mengimplementasikan I-Statement dan membangun chemistry dengan siswa memang bukan hal yang mudah. Diperlukan kesabaran, konsistensi, dan latihan untuk dapat melakukannya dengan efektif. Namun, usaha ini sangat layak dicoba. Meskipun awalnya mungkin terasa menantang, manfaat jangka panjang dari komunikasi yang lebih sehat dan hubungan yang lebih positif dengan siswa akan terlihat seiring waktu.Â
Ketika guru berhasil menciptakan suasana kelas yang kondusif, siswa akan lebih terlibat, lebih terbuka terhadap pembelajaran, dan lebih mudah beradaptasi dengan tantangan akademis. Dengan demikian, meskipun prosesnya tidak selalu mulus, upaya untuk menerapkan strategi ini akan membuahkan hasil yang signifikan bagi perkembangan siswa dan dinamika kelas secara keseluruhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H