Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dari Zoning Out ke Deep Reading, Membaca yang Lebih Mendalam dengan Read Aloud

31 Oktober 2024   16:42 Diperbarui: 31 Oktober 2024   16:44 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah derasnya arus informasi, kemampuan deep reading sangat penting untuk memperkaya pemahaman dan mengasah daya kritis, memberikan kita panduan dalam menghadapi informasi modern dengan cara yang bijak dan reflektif.

Read Aloud untuk Memaksimalkan Deep Reading

Read aloud, atau membaca keras, adalah teknik membaca teks dengan lantang, yang melibatkan bukan hanya penglihatan tetapi juga pendengaran, sehingga meningkatkan keterlibatan indera dan pikiran dalam proses membaca. Berbeda dari membaca dalam hati, yang memungkinkan pikiran mudah melayang, read aloud membantu mengunci perhatian pada kata-kata yang dibaca. Setiap kata yang diucapkan mengalir melalui indera pendengaran dan memperkuat pemahaman teks, yang pada akhirnya mendorong keterlibatan mendalam, atau deep reading.

Teknik ini sangat efektif dalam meningkatkan konsentrasi, karena pembaca menjadi lebih sadar akan setiap kata yang mereka ucapkan, dan hal ini membantu meminimalisasi zoning out. Ketika kita membaca dalam hati, pikiran sering kali mudah terganggu, namun dengan read aloud, kita memiliki lebih sedikit celah untuk beralih fokus, karena suara yang dihasilkan oleh diri sendiri membantu menjaga perhatian tetap pada teks. Read aloud juga memiliki pengaruh besar pada memori dan retensi informasi. Dengan mendengar kata-kata yang dibaca, informasi menjadi lebih mudah diingat karena otak menerima rangsangan ganda: dari membaca visual dan dari pendengaran, yang membantu memperkuat ingatan terhadap konten yang dibaca.

Studi telah menunjukkan efektivitas read aloud dalam meningkatkan pemahaman dan mendorong deep reading. Sebuah penelitian dari University of Waterloo menemukan bahwa mendengarkan suara sendiri saat membaca meningkatkan daya ingat lebih baik dibanding membaca dalam hati atau hanya mendengarkan orang lain. Suara yang kita dengar saat membaca keras memperkuat koneksi ingatan terhadap informasi yang dibaca. Selain itu, beberapa pakar literasi menyatakan bahwa read aloud memungkinkan pembaca untuk terlibat secara emosional dengan teks, yang dapat mengarah pada pemahaman yang lebih dalam dan keterhubungan dengan materi. Teknik ini juga banyak digunakan dalam pendidikan dasar untuk melatih anak-anak agar lebih memahami bacaan dan mempertahankan fokus dalam proses belajar, dan hasilnya tetap relevan di usia dewasa ketika membaca teks-teks kompleks atau materi akademik.

Untuk memulai read aloud, langkah pertama adalah memilih bahan bacaan yang menarik dan sesuai dengan minat, baik itu buku, artikel, atau puisi. Tentukan durasi yang nyaman, misalnya 10-20 menit untuk sesi awal, dan carilah tempat yang tenang dan nyaman agar dapat berkonsentrasi penuh. Read aloud dapat diterapkan secara fleksibel; untuk bacaan pendek, lakukan dengan intensif untuk merenungkan setiap kalimat, sementara untuk sesi membaca panjang, sisihkan waktu secara berkala dan istirahat di antara bagian. Jika merasa canggung atau mengalami kelelahan suara, berlatihlah secara rutin dan gunakan teknik pernapasan yang baik untuk menjaga suara tetap stabil. Jangan ragu untuk bereksperimen dengan gaya membaca, dan yang terpenting, nikmati prosesnya!

Manfaat Jangka Panjang: Dari Pemahaman hingga Kebiasaan Membaca yang Lebih Mendalam

Read aloud membantu pembaca mengembangkan kebiasaan membaca yang mendalam dengan melibatkan berbagai indera, terutama penglihatan dan pendengaran, sehingga pembaca lebih terfokus pada isi bacaan dan membangun keterhubungan yang lebih kuat dengan teks. Keterlibatan yang intens ini mendorong pembaca untuk menginternalisasi makna teks, yang secara bertahap membentuk kebiasaan membaca yang lebih mendalam dan reflektif. Maryanne Wolf, seorang ahli literasi, mengungkapkan bahwa "proses deep reading mengaktifkan kemampuan kognitif yang lebih tinggi dan penting untuk pengembangan berpikir kritis", sesuatu yang semakin jarang dilakukan dalam pola membaca cepat di era digital (Wolf, Reader, Come Home).

Salah satu manfaat utama read aloud adalah kemampuannya untuk mengatasi kebiasaan zoning out. Saat membaca keras, suara yang kita dengar membantu menjaga perhatian tetap pada teks, meminimalkan gangguan dan meningkatkan pemahaman. Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Waterloo, mendengar suara kita sendiri saat membaca dapat "meningkatkan daya ingat terhadap teks karena melibatkan pemrosesan ganda, yakni membaca dan mendengar" (MacLeod et al., Memory, 2018). Teknik ini juga memberikan stimulus tambahan pada otak, sehingga mampu memperbaiki pemahaman literasi secara menyeluruh dan membuat kita lebih memahami struktur, intonasi, dan nuansa teks.

***

Teknik read aloud ini yang layak dicoba untuk meningkatkan kualitas membaca kita. Dengan melibatkan indera pendengaran dan penglihatan, read aloud membantu kita mempertahankan fokus, mengurangi zoning out, dan memperdalam pemahaman terhadap teks. Di tengah arus informasi yang cepat, read aloud mengajak kita untuk kembali menikmati proses membaca secara mendalam. Jadi, mari kita praktikkan teknik ini dan nikmati pengalaman membaca yang lebih kaya dan bermakna!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun