Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Gadget dalam 'Zoning Out': Ancaman atau Peluang bagi Pembelajaran Modern?

31 Oktober 2024   11:15 Diperbarui: 31 Oktober 2024   11:33 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era digital ini, gadget telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam dunia pendidikan. Penggunaan perangkat seperti smartphone, tablet, dan laptop di kelas bukan lagi hal baru. Banyak sekolah dan institusi pendidikan yang mulai mengintegrasikan teknologi ini untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas. Gadget memberikan kemudahan akses terhadap informasi dan materi pelajaran serta memungkinkan pembelajaran yang lebih fleksibel dan interaktif.

Namun, di balik manfaat ini, muncul tantangan besar yang perlu dihadapi: fenomena zoning out atau kehilangan fokus saat belajar. Dengan berbagai aplikasi, notifikasi, dan akses cepat ke hiburan digital, gadget sering kali menjadi sumber distraksi. Banyak siswa merasa kesulitan untuk tetap fokus pada pembelajaran karena godaan dari berbagai aplikasi dan situs non-pendidikan yang selalu tersedia di genggaman mereka. Akibatnya, meskipun siswa tampak sibuk dengan gadget mereka, sering kali fokus mereka tidak sepenuhnya tertuju pada materi pelajaran.

Seberapa besar dampak gadget dalam pembelajaran modern? Yuk, kita lebih lanjut dari artikel ini.

Apa Itu 'Zoning Out' dalam Konteks Pembelajaran?

Zoning out adalah kondisi di mana seseorang secara fisik hadir dan terlihat sedang terlibat dalam suatu aktivitas, namun pikirannya tidak benar-benar fokus atau teralihkan ke hal lain. Dalam konteks pembelajaran, zoning out sering terjadi ketika siswa tampak seperti sedang belajar atau mendengarkan, tetapi sebenarnya perhatian mereka terpecah, atau bahkan mereka sepenuhnya tidak menyerap apa yang sedang diajarkan. Fenomena ini bisa terjadi tanpa disadari oleh siswa sendiri, misalnya saat mereka terlalu tenggelam dalam pikiran lain atau ketika perhatian mereka berpindah pada hal-hal yang kurang relevan dengan materi pelajaran.

Penggunaan gadget di kelas sering kali memperburuk situasi ini. Gadget yang dihadirkan sebagai alat bantu belajar juga bisa menjadi sumber distraksi yang signifikan. Ketika siswa menggunakan gadget untuk mengakses materi atau tugas, mereka kerap tergoda untuk melakukan aktivitas lain, seperti membuka media sosial, membalas pesan, atau sekadar scrolling pada aplikasi yang tidak berkaitan dengan pembelajaran. Situasi ini menyebabkan mereka hanya "hadir" secara fisik, tetapi kehilangan keterhubungan dengan materi pelajaran yang seharusnya mereka pahami.

Penyebab 'Zoning Out' akibat Gadget

Beberapa faktor penyebab zoning out terkait penggunaan gadget di kelas adalah sebagai berikut:

  1. Distraksi dari Notifikasi dan Media Sosial. Notifikasi dari pesan, media sosial, atau aplikasi lainnya menjadi salah satu sumber utama distraksi. Saat notifikasi muncul, perhatian siswa teralihkan, bahkan hanya dengan sekilas melihatnya, yang menciptakan jeda dalam proses pembelajaran dan mengganggu aliran fokus. Media sosial juga memiliki dampak serupa, di mana algoritma yang menarik perhatian pengguna membuat siswa terjebak dalam dunia digital, mengakibatkan kehilangan koneksi dengan materi pelajaran.
  2. Pengaruh Multitasking pada Fokus Belajar. Kebiasaan multitasking, seperti belajar sambil membuka media sosial atau berpindah antara aplikasi pendidikan dan hiburan, sering terjadi. Multitasking ini tidak hanya menghambat konsentrasi tetapi juga menurunkan kualitas pemahaman materi. Penelitian menunjukkan bahwa otak tidak dapat melakukan dua tugas sekaligus, melainkan berpindah cepat dari satu tugas ke tugas lain, sehingga menyebabkan siswa mudah zoning out.
  3. Ketergantungan pada Gadget dan Kebutuhan Akan Stimulus Tinggi. Siswa yang terlalu sering menggunakan gadget menjadi terbiasa dengan rangsangan yang konstan, seperti video pendek atau pesan instan. Kebiasaan ini membuat mereka cepat bosan saat harus menghadapi materi pembelajaran yang memerlukan konsentrasi jangka panjang. Ketika rangsangan yang diharapkan tidak ada, otak mereka mencari distraksi lain, sehingga menyebabkan zoning out.

Meskipun penggunaan gadget dalam pembelajaran tidak dapat dihindari, memahami penyebab zoning out akibat gadget sangat penting. Dengan pemahaman ini, pendidik dan siswa dapat mengambil langkah strategis untuk mengelola penggunaan gadget agar dampaknya terhadap fokus belajar tetap positif.

Dampak Negatif Gadget pada Konsentrasi

Banyak penelitian menunjukkan bahwa penggunaan gadget dalam pembelajaran dapat berdampak negatif pada konsentrasi siswa. Sebagai contoh, riset menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan gadget cenderung mengalami penurunan fokus karena distraksi yang terus-menerus dari notifikasi, pesan, dan aplikasi lain yang tidak berhubungan dengan pembelajaran. Sebuah studi oleh Common Sense Media menemukan bahwa lebih dari 50% remaja merasa terganggu oleh notifikasi ketika sedang belajar. Gangguan-gangguan ini memecah perhatian dan membuat siswa sulit untuk kembali fokus pada materi yang sedang dipelajari.

Notifikasi dari media sosial atau aplikasi lain yang muncul di gadget memberikan akses instan ke hiburan digital. Bahkan notifikasi sederhana dapat memicu keinginan untuk membuka aplikasi, yang menyebabkan siswa tergoda untuk menjelajahi hal-hal yang tidak relevan dengan pelajaran. Ini mengakibatkan zoning out, di mana perhatian siswa secara tidak langsung teralihkan dari materi belajar, menurunkan efektivitas pembelajaran, dan mengganggu proses belajar yang seharusnya membutuhkan fokus penuh.

Fenomena Scrolling dan Efeknya pada Kemampuan Membaca Mendalam

Salah satu dampak kebiasaan penggunaan gadget adalah fenomena scrolling, yaitu aktivitas menggulir layar dengan cepat untuk melihat konten secara sepintas. Scrolling yang sering dilakukan pada aplikasi media sosial, berita online, atau situs hiburan mengakibatkan siswa terbiasa membaca cepat dan kurang mendalam. Akibatnya, mereka kesulitan untuk membaca secara perlahan atau memahami teks yang lebih panjang dan kompleks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun