Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pengajar Praktik Angkatan 11; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi ("Belajar Berkarya dan Berbagi"; "Pelita Kegelapan"; "Semusim - Teachers Writing"); Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memilih Jurusan Kuliah Itu Seperti Sepatu: Harus Pas dan Nyaman

24 Oktober 2024   20:46 Diperbarui: 25 Oktober 2024   14:12 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Sumber: Shutterstock

Sebagai calon mahasiswa, kita sering kali merasa terjebak dalam dilema besar ketika harus memilih jurusan. Sama seperti saat memilih sepatu baru, kita ingin sesuatu yang tidak hanya terlihat keren tapi juga nyaman dipakai untuk perjalanan panjang. 

Namun, siapa sangka? Kadang sepatu yang kita pilih karena terlihat bagus justru membuat kaki kita lecet dan terasa sakit. Begitu juga dengan jurusan—apa yang awalnya kita pikir adalah pilihan terbaik, ternyata bisa terasa berat dan penuh tekanan. 

Di sinilah pentingnya menemukan jurusan yang benar-benar sesuai dengan diri kita, karena pada akhirnya, jurusan itu akan menjadi pijakan utama untuk langkah-langkah kita ke depan, baik dalam dunia akademik maupun karir.

Mencari Ukuran yang Pas: Menemukan Jurusan yang Tepat

Menemukan jurusan yang tepat dimulai dengan memahami minat dan bakat pribadi. Seperti mencari sepatu yang pas, kita perlu tahu ukuran dan model yang cocok dengan karakter diri. Proses ini melibatkan refleksi mendalam mengenai apa yang kita sukai, kegiatan apa yang membuat kita bersemangat, dan di mana kita merasa memiliki keunggulan. 

Tes minat bakat adalah salah satu cara yang dapat membantu memberikan gambaran tentang jurusan yang sesuai dengan potensi kita. Selain itu, eksplorasi lebih lanjut melalui pengalaman, seperti mengikuti seminar, magang, atau berbicara dengan orang-orang di bidang yang diminati, bisa membuka wawasan baru tentang pilihan jurusan yang mungkin belum terpikirkan sebelumnya.

Tidak hanya itu, konseling pendidikan juga bisa menjadi jalan yang membantu kita menemukan arah. Berbicara dengan konselor sekolah atau diskusi dengan guru bisa memberikan perspektif lain mengenai kecocokan antara minat dan jurusan yang tersedia. 

Konselor juga dapat membantu menyusun rencana studi yang mendukung perkembangan karier kita di masa depan. Pada akhirnya, menggali potensi diri adalah langkah penting untuk menemukan jurusan yang tidak hanya "pas" secara akademis, tetapi juga dapat memberikan kepuasan emosional dan profesional di kemudian hari.

Nyaman di Hati: Faktor Emosional dalam Pemilihan Jurusan

Merasa nyaman dengan pilihan jurusan adalah aspek penting yang sering kali terabaikan. Saat memilih jurusan, tidak hanya aspek logis seperti prospek karir atau tren industri yang perlu dipertimbangkan, tetapi juga kenyamanan emosional. Jurusan yang tepat adalah jurusan yang membuat kita merasa antusias menjalani setiap proses pembelajarannya, tidak hanya karena tuntutan akademik tetapi juga karena kecintaan kita terhadap bidang tersebut. 

Jika kita tidak merasa nyaman atau justru tertekan, proses belajar akan terasa berat, bahkan bisa mengganggu keseimbangan emosional. Kenyamanan ini menjadi fondasi yang akan mendukung kita untuk tetap termotivasi dan berkembang secara maksimal sepanjang studi.

Namun, dalam praktiknya, tekanan dari keluarga atau lingkungan sekitar sering kali memengaruhi keputusan ini. Orang tua mungkin mendorong kita untuk memilih jurusan yang dianggap "aman" dan stabil secara karir, meskipun hal tersebut bukanlah pilihan hati kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun