Indah, seorang remaja kelas 11 yang super sibuk dengan jadwal sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, dan latihan basket. Setiap hari, ia harus berkejaran dengan waktu, sering kali tak sempat sarapan dan akhirnya mengandalkan camilan cepat saji seperti keripik, boba, atau burger di kantin sekolah. Dalam sekejap, kebiasaan ini menjadi rutinitas. Namun, semakin sering ia mengonsumsi jajanan instan, Indah mulai merasa lesu, sulit fokus saat belajar, dan berat badannya naik tanpa disadari.
Kasus Indah bukanlah cerita yang asing di kalangan remaja aktif. Banyak remaja seperti Indah yang memilih makanan cepat saji dan camilan tak sehat sebagai solusi instan di tengah kesibukan. Padahal, pilihan makanan tersebut dapat berdampak negatif pada kesehatan, seperti menurunkan energi, mengganggu fokus, bahkan memicu masalah kesehatan jangka panjang.
Di sinilah pentingnya beralih ke real food---makanan alami yang minim proses dan kaya nutrisi---sebagai solusi praktis dan sehat. Dengan memilih real food, remaja dapat tetap aktif, sehat, dan berenergi sepanjang hari, tanpa mengorbankan kenikmatan makan.
Tren Jajan Remaja Aktif
Di kalangan remaja, jajan seolah sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup, terutama bagi mereka yang memiliki aktivitas fisik dan sosial tinggi. Setelah berolahraga, hangout di kafe bersama teman-teman, atau sekadar mengisi waktu istirahat di sekolah, jajanan seperti minuman boba, keripik, dan burger sering kali menjadi pilihan utama.Â
Pola makan seperti ini sangat umum, karena makanan cepat saji mudah didapat dan mengenyangkan dalam waktu singkat. Selain itu, keinginan untuk tampil "kekinian" turut memperkuat kebiasaan jajan di kalangan remaja aktif.
Media sosial juga berperan besar dalam membentuk tren jajan ini. Influencer makanan dan postingan tentang jajanan viral di platform seperti Instagram atau TikTok dapat dengan mudah memicu keinginan remaja untuk mencoba berbagai camilan atau minuman baru, tanpa mempertimbangkan dampak kesehatannya.Â
Tekanan dari teman sebaya juga tak bisa diabaikan. Sering kali, kebiasaan jajan menjadi ajang pergaulan, di mana remaja merasa harus ikut serta agar tidak ketinggalan momen sosial.
Namun, terlalu banyak mengonsumsi makanan jajanan yang tinggi gula, garam, dan lemak dapat berdampak negatif pada kesehatan. Risiko seperti penambahan berat badan, kelelahan, dan masalah kesehatan jangka panjang seperti diabetes atau hipertensi mulai mengintai ketika pola makan tidak sehat ini berlangsung terus-menerus. Remaja yang aktif, meskipun membutuhkan lebih banyak energi, tetap memerlukan nutrisi yang tepat untuk menjaga kesehatan dan performa fisik mereka.
Apa Itu Real Food?
Real food adalah makanan alami yang minim proses pengolahan, tidak mengandung bahan tambahan buatan, dan kaya nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh. Dalam kehidupan sehari-hari, real food bisa berupa buah-buahan segar, sayuran, biji-bijian utuh seperti beras merah atau quinoa, serta sumber protein sehat seperti telur, ikan, dan kacang-kacangan. Makanan ini tidak hanya lebih bergizi, tetapi juga lebih baik untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Beberapa contoh real food yang mudah didapat antara lain apel, pisang, wortel, bayam, kacang almond, dan telur rebus. Makanan ini mengandung vitamin, mineral, serat, dan protein yang membantu tubuh berfungsi dengan optimal, terutama bagi remaja yang aktif. Tidak seperti jajanan instan atau makanan olahan yang tinggi gula dan lemak, real food memberikan energi berkelanjutan dan membantu menjaga keseimbangan nutrisi.