Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pengajar Praktik Angkatan 11; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Dianggap Sombong? Mengungkap Rasa Insecure di Balik Wajah Percaya Diri

11 Agustus 2024   21:28 Diperbarui: 11 Agustus 2024   21:30 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengaruh dari kesalahpahaman ini pada interaksi sosial bisa sangat merugikan. Misalnya, seseorang yang dianggap sombong mungkin menjadi kurang berpartisipasi dalam kegiatan kelompok atau kesempatan sosial, karena takut akan penilaian lebih lanjut. 

Hal ini tidak hanya membatasi peluang mereka untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan orang lain, tetapi juga dapat menciptakan lingkungan sosial yang kurang inklusif. Dengan terus-menerus dihadapkan pada label yang tidak baik, individu tersebut mungkin mengalami penurunan semangat dan motivasi, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesejahteraan mental mereka secara keseluruhan.

Cara Mengatasi dan Mencegah Kesalahpahaman

Bagi individu yang merasa insecure, ada beberapa cara untuk mengatasi kesalahpahaman dan membuka diri kepada orang lain. Pertama, penting untuk mencoba berbagi perasaan dan kekhawatiran dengan seseorang yang dapat dipercaya. Komunikasi terbuka dapat membantu mengurangi rasa ketidaknyamanan dan membuat orang lain lebih memahami latar belakang emosional Anda. 

Selain itu, mengambil langkah kecil untuk berpartisipasi dalam interaksi sosial---meski secara bertahap---dapat membantu membangun kepercayaan diri dan memperlihatkan bahwa sikap pendiam atau menjaga jarak bukanlah bentuk kesombongan, melainkan reaksi terhadap ketidakamanan.

Untuk orang lain yang berinteraksi dengan individu yang tampak sombong, penting untuk tidak terburu-buru menilai. Mengambil waktu untuk benar-benar memahami konteks dan perasaan di balik perilaku seseorang dapat membantu menghindari kesalahpahaman. Membangun empati dan memberi kesempatan kepada orang lain untuk menjelaskan diri mereka tanpa prasangka adalah kunci untuk membentuk hubungan yang lebih baik. 

Menyadari bahwa tidak semua orang menunjukkan rasa tidak percaya diri dengan cara yang sama dapat membantu menciptakan lingkungan sosial yang lebih inklusif dan suportif. Dengan pendekatan ini, interaksi sosial dapat menjadi lebih positif dan membangun, meminimalkan dampak negatif dari kesalahpahaman.

***

Akhirnya, kesadaran dan pemahaman yang lebih dalam mengenai perbedaan antara sikap sombong dan rasa insecure sangat penting dalam interaksi sosial kita. Sebelum kita cepat menilai atau menghakimi perilaku orang lain, mari kita berusaha untuk lebih peka terhadap perasaan dan latar belakang mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun