Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Memaafkan vs Melupakan, Apakah Ini Insting Bertahan Hidup Kita?

10 Agustus 2024   16:12 Diperbarui: 13 Agustus 2024   05:17 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini menjelaskan mengapa seseorang mungkin merasa telah memaafkan seseorang tetapi masih merasa kesulitan untuk sepenuhnya melupakan atau mengabaikan perasaan tersebut. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat lebih bijak dalam mengelola harapan dan strategi kita untuk menyembuhkan luka emosional.

Insting Bertahan Hidup Menurut Ahli

Dalam konteks psikologis, otak manusia memiliki sistem emosi yang kompleks yang berperan dalam memaafkan dan melupakan. Studi oleh David Lieberman dan koleganya (Lieberman, D. A., et al., 2007) menunjukkan bahwa amigdala, bagian otak yang mengatur respons emosional, berperan penting dalam bagaimana kita mengalami dan menyimpan memori emosional.

Ketika seseorang mengalami peristiwa negatif, amigdala mencatat emosi tersebut sebagai ancaman, sementara hipokampus menyimpan detail kejadian tersebut. Ini menjelaskan mengapa kenangan menyakitkan bisa bertahan lama dalam ingatan kita, meskipun kita telah memaafkan pelakunya. 

Proses memaafkan sering kali melibatkan upaya sadar untuk mengatasi dan mengatur emosi yang terkait dengan memori tersebut, yang bisa mempengaruhi cara kita merespons dan mengingat peristiwa negatif.

Dari perspektif evolusi, kesulitan dalam melupakan pengalaman yang menyakitkan bisa dianggap sebagai mekanisme bertahan hidup yang telah berkembang pada manusia. 

Menurut teori evolusi yang dikemukakan oleh John Leach (Leach, J., 2005), ingatan yang kuat terhadap peristiwa negatif membantu individu untuk menghindari ancaman serupa di masa depan. Proses ini memberikan keuntungan adaptif dengan memastikan bahwa kita tetap waspada terhadap bahaya yang pernah kita alami. 

Oleh karena itu, meskipun secara emosional kita mungkin telah memaafkan seseorang, mekanisme otak kita tetap menyimpan kenangan tersebut sebagai cara untuk melindungi diri dari kemungkinan bahaya di masa depan.

Memahami bahwa kesulitan melupakan adalah bagian dari insting bertahan hidup manusia dapat memberikan perspektif baru dalam proses penyembuhan dan perbaikan hubungan. 

Penelitian oleh Daniel Kahneman (Kahneman, D., 2011) menunjukkan bahwa dengan menyadari bagaimana mekanisme otak bekerja, kita dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mengelola perasaan kita. Dengan menggunakan teknik seperti terapi kognitif dan mindfulness, individu dapat belajar untuk mengurangi dampak emosional dari kenangan buruk, sekaligus memperbaiki kualitas hubungan interpersonal mereka. 

Mengetahui bahwa ketidakmampuan untuk melupakan adalah bagian dari strategi bertahan hidup dapat membantu kita lebih memahami dan menerima proses penyembuhan kita sendiri.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun