Selain menghasilkan nilai tambah secara ekonomi dari hasil menulis, guru dapat terus belajar dan mengeksplorasi berbagai genre dan format tulisan, serta memperdalam pemahaman tentang praktik literasi yang relevan dalam era digital ini.
Dengan demikian, memilih menjadi penulis sebagai karier protean adalah strategi yang tepat dan menjadikan investasi yang berharga bagi guru untuk terus berkembang sebagai pendidik dan pemimpin literasi, serta memberikan kontribusi yang berarti dalam membentuk generasi yang terampil dan terampil dalam membaca, menulis, dan berpikir secara kritis di dunia yang semakin terhubung secara digital.
Kesimpulannya, menulis bukan hanya suatu kegiatan, melainkan sebuah investasi yang berdampak dalam pembangunan pribadi dan masyarakat. Menulis memberikan dorongan untuk meningkatkan literasi, dan mengembangkan keterampilan menulis dapat menjadi kunci untuk menciptakan dunia yang lebih baik serta lebih berpengetahuan sesuai zamannya. Menulis adalah membangun legacy.
Sebagai penutup, mengutip kalimat inspiratif dari sastrawan Indonesia – Pramudya Ananta Toer, "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H