Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Masa Kini: Lebih dari Sekadar Pengajar, Menjadi Fasilitator di Era Merdeka Belajar

27 Juni 2024   17:25 Diperbarui: 27 Juni 2024   17:27 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang guru yang sedang mengajar (Foto: Pixabay/ Steve Riot1) 

 

Tantangan dan Solusi

Namun, implementasi Merdeka Belajar tidaklah tanpa tantangan. Salah satu tantangan utama adalah kesiapan guru dalam mengadaptasi peran baru sebagai fasilitator pembelajaran yang lebih aktif dan kolaboratif. Tidak semua pendidik memiliki pengalaman atau keterampilan yang cukup untuk mengimplementasikan metode pembelajaran baru ini dengan efektif. Oleh karena itu, diperlukan investasi dalam pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan, serta dukungan dari pemerintah dan lembaga pendidikan untuk memastikan bahwa setiap guru memiliki sumber daya dan dukungan yang diperlukan.

Selain itu, masalah aksesibilitas teknologi juga merupakan hambatan serius yang perlu diatasi. Banyak siswa, terutama di daerah pedesaan atau kurang berkembang, mungkin tidak memiliki akses yang memadai ke perangkat teknologi atau internet yang stabil. Solusi untuk tantangan ini melibatkan investasi dalam infrastruktur teknologi, program bantuan perangkat, dan kebijakan yang mendukung akses internet yang terjangkau dan merata bagi semua siswa.

Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, implementasi Merdeka Belajar dapat menjadi motor perubahan yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

 

Kesimpulannya, dengan adopsi Merdeka Belajar, pendidikan di Indonesia bergerak menuju model yang lebih inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan individual siswa. Konsep ini tidak hanya mengubah cara kita mengajar dan belajar, tetapi juga mengajak semua pihak terlibat dalam pendidikan untuk berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan setiap siswa untuk mencapai potensi maksimal mereka. Guru tidak hanya menjadi pengajar, tetapi juga menjadi fasilitator yang menginspirasi dan membimbing siswa dalam mengeksplorasi minat mereka secara mendalam.

Dalam penutup, Merdeka Belajar bukan sekadar konsep, tetapi sebuah visi untuk mewujudkan pendidikan yang relevan dan bermakna bagi generasi masa depan. Dengan terus mengatasi tantangan seperti kesiapan guru dan akses teknologi, kita dapat memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang. Melalui komitmen bersama dari pemerintah, pendidik, dan masyarakat, kita dapat mewujudkan pendidikan yang mempersiapkan generasi yang tangguh, kreatif, dan siap menghadapi tantangan global di abad ke-21.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun