Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Dari Milenial untuk Milenial: Kepemimpinan Muda di Tingkat Daerah

10 Juni 2024   18:21 Diperbarui: 11 Juni 2024   08:12 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi leader (pemimpin) (freepik.com/rawpixel.com)

Selain Emil, ada pula Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, yang dikenal dengan panggilan Mas Ipin. Di usianya yang masih muda, ia berhasil menggerakkan berbagai program inovatif yang mendukung pembangunan daerah, seperti pemberdayaan UMKM dan peningkatan kualitas pendidikan. 

Mas Ipin sering kali terjun langsung ke lapangan, berinteraksi dengan masyarakat, dan mendengarkan aspirasi mereka, yang kemudian diimplementasikan dalam kebijakan-kebijakannya.

Inovasi dan Inisiatif 

Para pemimpin muda ini tidak hanya mengandalkan pengalaman, tetapi juga memanfaatkan teknologi dan pendekatan kreatif dalam menyelesaikan berbagai masalah daerah. 

Misalnya, penggunaan aplikasi mobile untuk meningkatkan transparansi anggaran dan memudahkan akses layanan publik. Di Banyuwangi, di bawah kepemimpinan Abdullah Azwar Anas, berbagai aplikasi digital diluncurkan untuk mempermudah warga dalam mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan administrasi kependudukan. 

Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pemerintahan tetapi juga memberdayakan warga untuk lebih aktif berpartisipasi dalam pembangunan daerah.

Selain itu, pemimpin muda juga kerap kali mengusung program-program yang mendukung keberlanjutan lingkungan. Misalnya, inisiatif untuk mengurangi penggunaan plastik dan meningkatkan pengelolaan sampah. 

Di Bali, Gubernur I Wayan Koster mengeluarkan kebijakan larangan penggunaan plastik sekali pakai yang berhasil mengurangi jumlah sampah plastik secara signifikan. Kebijakan ini tidak hanya berdampak positif pada lingkungan tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam.

Tantangan yang Dihadapi

Namun, perjalanan para pemimpin muda ini tidak selalu mulus. Salah satu tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah resistensi dari birokrasi yang sudah mapan. 

Perubahan yang mereka usung sering kali mendapat hambatan dari pejabat yang lebih senior dan sistem yang sudah lama berjalan. Selain itu, mereka juga harus beradaptasi dengan cepat terhadap dinamika politik yang kadang kala tidak berpihak pada inovasi dan perubahan.

Selain itu, ada pula tantangan dalam membangun kepercayaan masyarakat. Sebagai pemimpin muda, mereka sering kali dihadapkan pada skeptisisme mengenai kemampuan dan pengalaman mereka. 

Untuk mengatasi hal ini, banyak dari mereka yang memilih untuk lebih terbuka dan transparan dalam setiap kebijakan dan program yang dijalankan. Melalui pendekatan ini, mereka berusaha menunjukkan bahwa usia muda bukanlah penghalang untuk menghasilkan kinerja yang baik dan berdampak positif.

Dampak Positif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun