Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pengajar Praktik Angkatan 11; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hati-Hati, Empty Nest Syndrome Bisa Memunculkan Tantangan Relasi Mertua-Menantu

14 Mei 2024   21:06 Diperbarui: 15 Mei 2024   22:15 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- lansia. (Shutterstock via Kompas.com)

Dengan kerja sama dan pengertian bersama, mertua dan menantu dapat mengatasi tantangan yang muncul dari Empty Nest Syndrome dan memperkuat relasi mereka di masa depan.

Tips Mengatasi Empty Nest Syndrome

Berikut tiga tips yang dapat membantu orangtua mengatasi empty nest syndrome dan menjaga relasi yang harmonis dengan menantu.

Membangun Komunikasi yang Terbuka dan Jujur.

Komunikasi yang baik adalah kunci untuk menjaga hubungan yang sehat. Orangtua dapat memulai dengan berbicara terbuka kepada menantu tentang perasaan mereka terkait dengan kepergian anak-anak mereka dan bagaimana hal itu mempengaruhi mereka secara emosional. 

Sementara itu, mendengarkan dengan empati terhadap perspektif dan perasaan menantu juga penting. Dengan membangun saluran komunikasi yang terbuka dan jujur, orangtua dan menantu dapat lebih mudah menyelesaikan masalah dan memperkuat hubungan mereka.

Menjaga Keterlibatan yang Positif dalam Kehidupan Anak-Anak.

Meskipun anak-anak telah meninggalkan rumah, orangtua masih dapat mempertahankan keterlibatan positif dalam kehidupan mereka. Ini bisa berarti memberikan dukungan moral dan emosional kepada anak-anak, tetapi juga memberi ruang kepada mereka untuk tumbuh dan belajar dari pengalaman hidup mereka sendiri. 

Dengan memahami batas antara memberikan dukungan dan memberikan ruang, orangtua dapat membantu anak-anak mereka merasa didukung tanpa merasa terlalu tergantung.

Menjalin Relasi Pribadi dengan Menantu.

Mengembangkan relasi pribadi yang positif dengan menantu dapat membantu memperkuat hubungan keluarga secara keseluruhan. Orangtua dapat mencoba menghabiskan waktu bersama menantu dalam aktivitas yang disukai keduanya, seperti makan malam bersama atau berlibur bersama. 

Melalui interaksi positif dan penghargaan terhadap menantu sebagai anggota keluarga, orangtua dapat membantu membangun kepercayaan dan hubungan yang harmonis di masa depan.

Kesimpulannya, empty nest syndrome adalah tantangan yang nyata bagi banyak orangtua saat mereka memasuki tahap baru dalam kehidupan keluarga mereka. Namun, ketika kita menutup halaman pada periode ini, penting untuk diingat bahwa kesempatan untuk memperkuat relasi antara mertua dan menantu tetap hadir. 

Meskipun anak-anak telah meninggalkan rumah, relasi ini terus berkembang, dan dengan kesabaran, pengertian, dan komunikasi yang terbuka, kita dapat menjaga ikatan keluarga yang harmonis dan mendukung. 

Melalui pengalaman empty nest syndrome, kita juga belajar tentang fleksibilitas, keberanian untuk menyesuaikan diri, dan kekuatan dalam memelihara koneksi yang bermakna. Dengan demikian, mari kita memandang masa depan dengan optimisme, siap untuk menjalani setiap babak hidup dengan penuh keberanian dan cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun