*Strategi Coaching:Â Pendekatan coaching lebih bersifat interaktif, di mana guru atau pelatih berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa menemukan solusi mereka sendiri. Metode coaching melibatkan pertanyaan terbuka, refleksi, dan pemecahan masalah bersama.
*Strategi Scaffolding: Pendekatan scaffolding lebih terstruktur, di mana guru memberikan bantuan, petunjuk, atau model secara langsung kepada siswa. Metode scaffolding dapat mencakup demonstrasi, contoh, petunjuk langkah demi langkah, dan bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
3. Waktu dan Konteks Penggunaan.
*Strategi Coaching: Coaching seringkali diterapkan dalam konteks yang lebih luas, termasuk dalam pengembangan keterampilan profesional, pengembangan kepemimpinan, atau bimbingan karier. Coaching dapat terjadi dalam sesi-sesi individual atau kelompok.
*Strategi Scaffolding:Â Scaffolding umumnya digunakan dalam konteks pembelajaran di kelas, di mana guru memberikan dukungan tambahan kepada siswa untuk membantu mereka memahami materi atau menyelesaikan tugas.
Kesimpulannya, meskipun memiliki perbedaan, kedua strategi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran mereka. Keduanya juga dapat saling melengkapi dalam mendukung proses pembelajaran yang efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H