Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pengajar Praktik Angkatan 11; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Hati-hati, Scrolling Media Sosial Bisa Jadi Jebakan "Fake Productivity"

6 Mei 2024   14:15 Diperbarui: 12 Mei 2024   00:01 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi scrolling hp (itsockphoto via kompas.com)

Di era di mana teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, media sosial telah menjadi pusat bagi banyak orang dalam menjalin hubungan, mencari informasi, dan menghabiskan waktu luang. Dikutip dari kominfo.go.id, menurut data dari Webershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi, untuk wilayah Indonesia ada sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif per harinya, 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile dalam pengaksesannya per bulan dan sekitar 28 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobile per harinya.

Namun, di balik kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan oleh platform-platform tersebut, terdapat jebakan yang sering kali terlewatkan: fake productivity atau produktivitas palsu. Apa yang dimaksud dengan fake productivity? 

Istilah ini merujuk pada ilusi produktivitas yang diciptakan oleh perilaku seperti menggulir tak berujung di feed media sosial. 

Meskipun kita mungkin merasa telah melakukan sesuatu yang produktif dengan menghabiskan waktu berjam-jam di platform tersebut, pada kenyataannya, kita hanya membuang-buang waktu tanpa mencapai hasil yang berarti.

Baca juga: Bahaya "Fake Productivity" si Perfeksionis, Strategi 4 Kuadran Prioritas

Scrolling Sosial Media dan Fake Productivity

Bayangkan seorang individu yang seharusnya menyelesaikan laporan penting untuk pekerjaannya. Mereka membuka laptop mereka dengan niat untuk memulai pekerjaan, tetapi sebelum mereka mulai, mereka memutuskan untuk "sebentar saja" memeriksa media sosial mereka. 

Awalnya, mereka berencana hanya untuk melihat beberapa postingan, tetapi kemudian mereka terjebak dalam memeriksa berbagai platform sosial dan menggulir tanpa tujuan.

freepik.com
freepik.com

Mereka mungkin merasa bahwa mereka sedang melakukan sesuatu yang produktif karena mereka "mengikuti perkembangan terbaru" atau "mencari inspirasi". Namun, pada akhirnya, mereka telah menghabiskan berjam-jam tanpa melakukan tugas utama mereka. 

Akibatnya, laporan tersebut tidak selesai tepat waktu, dan individu tersebut merasa stres dan tertekan karena menunda pekerjaan yang sebenarnya penting.

Dalam contoh ini, aktivitas scrolling/menggulir media sosial menciptakan ilusi produktivitas karena individu tersebut merasa sibuk tanpa benar-benar mencapai hasil yang signifikan. 

Mereka mungkin mengira bahwa mereka menggunakan waktu mereka dengan baik dengan mengikuti update terbaru atau memperbaharui diri dengan berita, namun pada kenyataannya, mereka hanya terjebak dalam siklus tak berujung dari pembaruan yang seringkali tidak memiliki nilai nyata dalam pencapaian tujuan mereka.

Jebakan ini berdampak serius pada produktivitas sejati kita. Alih-alih fokus pada tugas-tugas yang benar-benar penting dan mendesak, kita malah terperangkap dalam siklus tak berujung dari pembaruan media sosial yang seringkali tidak memiliki nilai nyata. Akibatnya, waktu berharga yang seharusnya digunakan untuk pencapaian tujuan yang lebih substansial terbuang percuma.

Penting untuk diakui bahwa fake productivity juga membawa risiko lainnya. Penggunaan berlebihan media sosial dapat mengganggu keseimbangan hidup, menyebabkan penurunan kualitas tidur, dan meningkatkan tingkat stres. 

Dengan terus-menerus terhubung dengan dunia maya, kita mungkin kehilangan kesempatan untuk bersantai, beristirahat, dan menjalin hubungan yang nyata dengan orang-orang di sekitar kita.

Menghindari Jebakan Fake Productivity

Untuk menghindari jebakan fake productivity, penting untuk memiliki pemahaman yang jelas tentang tujuan Anda dan mengalokasikan waktu Anda dengan bijaksana sesuai dengan prioritas tersebut. 

Fokus pada tindakan yang benar-benar akan membawa Anda lebih dekat ke tujuan Anda, dan ingatlah bahwa kualitas pekerjaan sering lebih penting daripada kuantitas.

Bagaimana kita bisa menghindari jebakan fake productivity ini dan menjaga produktivitas kita? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Tetapkan Batasan Waktu. Tentukan batasan waktu harian untuk menggunakan media sosial dan patuhi dengan ketat. Misalnya, aturlah waktu khusus di hari Anda untuk aktivitas online dan hindari penggunaan yang berlebihan di luar waktu tersebut.
  2. Prioritaskan Tujuan. Tetapkan tujuan yang jelas untuk diri sendiri dan fokuslah pada pencapaian mereka. Ketika Anda merasa tergoda untuk membuka aplikasi media sosial, tanyakan pada diri sendiri apakah tindakan tersebut akan membawa Anda lebih dekat ke tujuan Anda.
  3. Temukan Alternatif yang Produktif. Alihkan waktu yang biasanya Anda habiskan untuk menggulir media sosial ke aktivitas yang lebih bermanfaat dan produktif. Mulai membaca buku, belajar keterampilan baru, atau berolahraga untuk mengisi waktu luang Anda dengan cara yang lebih bermanfaat.
  4. Evaluasi Lingkungan. Tinjau lingkungan Anda dan identifikasi faktor-faktor yang mungkin memicu penggunaan media sosial yang berlebihan, seperti notifikasi yang terus-menerus muncul. Ambil langkah untuk mengurangi atau menghilangkan pengaruh-pengaruh tersebut untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk produktivitas.
  5. Berlatih Kehadiran Sadar. Saat menggunakan media sosial, lakukanlah dengan kehadiran sadar. Berikan perhatian penuh pada konten yang Anda konsumsi dan hindari menggulir secara refleksif tanpa memperhatikan waktu yang telah terbuang.

Kesimpulannya, dengan mengadopsi pendekatan yang lebih sadar dan terencana terhadap penggunaan media sosial, kita dapat menjaga produktivitas sejati kita dan menghindari jebakan fake productivity yang merugikan. Lebih dari sekadar mengelola waktu, ini adalah tentang memprioritaskan keseimbangan dan kesejahteraan dalam kehidupan kita secara keseluruhan.

Jebakan fake productivity sepert ini dapat menjadi penghalang utama bagi produktivitas. Mengalokasikan waktu yang berharga untuk aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah yang signifikan hanya akan menghalangi kemajuan Anda. 

Dengan mengakui jebakan ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penggunaan media sosial yang tidak produktif, Anda dapat membebaskan diri untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dan bermakna dalam mencapai tujuan Anda. 

Jangan biarkan layar menghalangi potensi Anda; buka pintu bagi waktu dan energi Anda untuk digunakan dengan lebih bijaksana.

Krisanti_kazan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun