Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjadi Penulis Berdampak, Membangun Legacy Kartini di Era Digital

21 April 2024   19:38 Diperbarui: 22 April 2024   01:39 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chimamanda Ngozi Adichie (Sumber: Manny Jefferson (sumber: equalitynow.org)

Jika Kartini hidup di era digital ini, pasti dia akan menggunakan segala kemungkinan teknologi untuk menyuarakan pesannya. Menggunakan blog, media sosial, atau platform online lainnya untuk menyebarkan gagasan-gagasan progresif adalah cara yang efektif untuk membangun pengaruh dan menginspirasi banyak orang.

Menjadi Suara yang Empati

Kartini dikenal karena empatinya terhadap perempuan di sekitarnya. Menjadi penulis berdampak berarti tidak hanya menyuarakan pendapat kita sendiri, tetapi juga memahami dan mengartikan pengalaman orang lain dengan empati. Ini bisa memperluas jangkauan pesan kita dan meningkatkan solidaritas di antara pembaca.

Berani dan Tanpa Kompromi

Kartini adalah contoh keberanian dan ketegasan dalam memperjuangkan hak-haknya. Menjadi penulis berdampak berarti tidak takut untuk berbicara terang-terangan tentang isu-isu sulit dan bahkan berisiko untuk dipertanyakan. Konsistensi dan keberanian akan membawa pengaruh jauh dalam membangun legacy Kartini.

Menginspirasi Generasi Berikutnya.

Salah satu aspek paling penting dari legacy Kartini adalah kemampuannya untuk menginspirasi generasi-generasi berikutnya. Menulis dengan tujuan untuk mendorong perubahan sosial dan membangun masa depan yang lebih baik bagi perempuan di masa mendatang adalah cara terbaik untuk melanjutkan warisan Kartini.

Menjadi penulis berdampak dalam era digital ini adalah cara modern untuk meneladani semangat perjuangan dan legacy Kartini. Dengan menyuarakan isu-isu penting, memanfaatkan teknologi, menjadi suara yang empati, berani dan tanpa kompromi, serta menginspirasi generasi berikutnya, kita dapat memastikan bahwa semangat Kartini terus hidup dan berkembang di tengah-tengah kita. 

Di tengah dinamika zaman modern, semangat perjuangan Kartini untuk kesetaraan gender dan pendidikan tetap hidup melalui penulis wanita yang menginspirasi melalui karya tulis mereka. 

Sebagian besar dari mereka menggunakan pena mereka sebagai alat untuk menggugah kesadaran, memperjuangkan isu-isu yang penting, dan membangun perubahan positif dalam masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun