Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membangun Identitas dan Ekspresi Melalui Kreatifitas Kebijakan Seragam Sekolah

17 April 2024   20:00 Diperbarui: 3 Mei 2024   14:03 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thematic Friday "Oriental" (sumber: dokpri krisanti_kazan)

Seragam Jumat batik sekolah SMA Lazuardi (sumber: dokpri krisanti_kazan)
Seragam Jumat batik sekolah SMA Lazuardi (sumber: dokpri krisanti_kazan)
Saya teringat saat mengajar di SMA Lazuardi-Depok sekitar tahun 2002. Saat itu sekolah kami menggunakan seragam nasional putih abu-abu dan belum memiliki seragam batik sekolah. Ada salah satu siswa kami bernama Hasan Alatas memiliki bakat seni yang bagus dan sekolah akhirnya mengajak siswa tersebut untuk berkolaborasi membuat desain batik ala remaja. Dalam sekejap dia berhasil membuat desain batik yang beda dari kebanyakan sekolah. Desainnya terdiri dari tulisan semi mural yang benar-benar khas berwarna biru Lazuardi sesuai artinya yaitu jenis batuan metamorf yang berwarna biru. Batuan ini menjadi batu permata yang dihargai sejak zaman kuno karena warna birunya. Baju batik tersebut masih dipakai hingga hari ini dan menjadi ciri khas SMA Lazuardi.

3. Casual Friday di Sekolah Sugar Group. Kebijakan seragam sekolah juga dapat memberikan penekanan pada kreativitas dalam aturan yang dibuat. Sebagai contoh, aturan yang memungkinkan siswa untuk mengekspresikan kepribadian mereka melalui pilihan aksesori atau styling, sambil tetap mematuhi pedoman seragam yang telah ditetapkan. Ini mendorong siswa untuk berpikir kreatif dan mengembangkan gaya pribadi mereka sendiri, sambil tetap menjaga keseragaman dan integritas seragam sekolah.

Casual Friday (sumber: dokpri krisanti_kazan)
Casual Friday (sumber: dokpri krisanti_kazan)
Setelah Senin hingga Kamis memakai seragam sekolah, kami membuat kebijakan untuk siswa mengekpresikan dirinya di hari Jumat. Contoh penerapan hari khusus berseragam bebas diberlakukan di Sekolah Sugar Group setiap Jumat. Pedoman umumnya adalah baju casual, sopan, dan tidak menunjukkan identitas kelompok.  Misalnya dilarang memakai pakaian yang memperlihatkan identitas golongan tertentu seperti baju/jaket kelas atau angkatan, dan sejenisnya. Hal ini untuk menghindari sentimen senioritas dan geng/kelompok.

4. Thematic Friday di Sekolah Sugar Group. Selain itu, untuk mengasah kretivitas dan literasi warga sekolah, setiap Jumat sebulan sekali kami mengadakan Thematic Friday. Dalam momen ini, semua warga sekolah (guru, staf, siswa) memakai pakaian /kostum dengan tema tertentu. Penentuan tema sudah dibuat untuk satu tahun ajaran di kalender akademik sekolah. Tema beragam dari science fiction, cartoon character, united nation, my future, unique sandals, unique hat, traditional costume, recycle costume, dan lainnya. Sekolah menekankan untuk membuat seunik dengan memanfaatkan pernak pernik yang dimiliki di rumah dan mengkreasikannya tanpa perlu membeli baju baru. Setiap tahun akan ada tema-tema baru yang menarik.



Thematic Friday
Thematic Friday "Oriental" (sumber: dokpri krisanti_kazan)

Guru SMA Sugar Group dengan tema
Guru SMA Sugar Group dengan tema "King and Queen" (sumber: dokpri krisanti_kazan)
Siswa harus bisa menjelaskan kenapa dia memilih pakaian adat Batak atau misal pakaian tradisional Korea dan lainnya. Momen ini melatih literasi siswa untuk mempelajari budaya Indonesia dan juga negara lain. Untuk mengapresiasi karya siswa dan guru, akan dilanjutkan dengan fashion show sebelum memulai pelajaran untuk memperkenalkan kostum buatannya. Momen ini melatih kreatifitas, rasa percaya diri, kebhinekaan, dan saling menghargai karya orang lain.

Dalam kesimpulan, inovasi dalam kebijakan seragam sekolah adalah tentang menciptakan lingkungan di mana siswa dapat merasa diterima dan dihargai, sambil tetap mempertahankan identitas dan kesatuan sekolah. Dengan memperbolehkan sedikit personalisasi, kolaborasi dengan siswa, integrasi unsur budaya atau lokal, dan penekanan pada kreativitas dapat menciptakan kebijakan seragam yang mendukung ekspresi diri siswa dengan cara yang kreatif dan bermakna. Selamat berinovasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun