Oleh: Krisanti_kazan
Jujur saja, saya tidak update dengan film-film terbaru. Sejak menikah dan memiliki anak, pilihan film saya terbatas karena merasa banyak waktu terbuang saat menonton film dengan durasi yang tidak sebentar. Belum tentu dalam setahun sekali saya menonton film di bioskop atau laptop.Â
Padahal dulu saya termasuk pecinta film dan punya banyak koleksi film berbagai genre dan dari berbagai negara. Bahkan setiap Senin malam tidak pernah absen "nomat" atau "nonton hemat" di bioskop dekat kampus bersama teman-teman. Seiring berjalannya waktu, saya menonton film dengan aktor/aktris kesukaan saja.Â
Film terakhir yang saya tonton tahun lalu adalah Mission Impossible: Dead Reckoning Part One. Film yang dibintangi Tom Cruise ini memang sudah ditunggu penggemar Mission Impossible di seluruh dunia termasuk saya. Setelah itu, ya tidak ada keinginan menonton film lain selain menunggu Part Two dari fim ini.
Tidak dapat dipungkiri, dalam era modern ini, film tidak hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga memiliki potensi besar untuk memengaruhi dan menyentuh hati penonton secara mendalam. Salah satu genre film yang secara khusus memfokuskan pada pesan-pesan spiritual dan religiusitas adalah film religi. Banyak film dalam genre ini berhasil menginspirasi, menggerakkan, dan menyentuh hati penonton dengan cerita-cerita yang sarat akan nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan. Dalam mistery challenge kali ini, akhirnya pilihan saya jatuh pada film yang saya tonton melalui YouTube yaitu "Muhammad: The Messenger of God" Â sekitar 2 tahun lalu kalau tidak salah ingat.
"Muhammad: The Messenger of God" adalah film biografi epik yang disutradarai oleh Majid Majidi. Film ini berkisah tentang kehidupan Nabi Muhammad dari kelahirannya hingga usia 12 tahun, fokus pada masa-masa awal kehidupannya di Mekkah termasuk kelahirannya, masa kecilnya, dan peristiwa-peristiwa yang mengantar pada kenabian.Â
Film ini lebih banyak mengenalkan kepada kita tentang cerita masa kecil beliau dgn akhlak mulianya. Diawali dari kisah perang gajah, kisah masa kelahiran masa kecilnya. Kisah pertemuan Sayyidah Aminah dengan Halimah Sa'diyah, kisah balas budi kepada Suwaibah budak yang pernah menyusui sebelum Halimah.Â
Menolong seorang ibu yg anak perempuannya akan dikubur sang ayah. Kisah saat ibunya meninggal, juga kakeknya. Hingga bertemu pendeta/rahib Bukhairo. Menyelamatkan keluarga nelayan yg akan dipersembahkan ke berhala. Ditutup dgn sedikit kisah masa kenabian saat perjanjian kaum kafir Qurais yg dimakan rayap serta pengukuhan Islam dimana pesan tentang kerasulannya dikuatkan.
Untuk menjaga kemuliaan, sutradara tidak menampakkan wajah Nabi Muhammad. Majid Majidi berkonsultasi dengan sekitar 40 ahli Alquran dari berbagai aliran agama Islam untuk proyek tersebut selama tujuh tahun. Film ini memiliki produksi yang besar dengan visual yang memukau dan sinematografi yang indah. Benar-benar membuat kita terbawa suasana di dalam cerita.
Ketika saya membaca komentar penonton, salah satu alasan mengapa film ini bisa menyentuh hati banyak orang adalah karena penggambaran yang empati dan mendalam terhadap kehidupan Nabi Muhammad. Sang sutradara Majid Majidi berhasil menangkap esensi ajaran Islam dan nilai-nilai universal seperti keadilan, kasih sayang, dan belas kasihan. Para penonton merasa terinspirasi oleh kehidupan Nabi Muhammad dan pengorbanan beliau untuk menyampaikan pesan Islam.
Selain itu, film ini juga dihargai karena keindahan estetika visualnya dan musik yang menyentuh. Suara yang indah, gambar-gambar yang penuh emosi, dan perhatian terhadap detail dalam setiap adegan membantu menambah kedalaman emosional film ini. Meskipun film ini mungkin tidak diakses dengan mudah oleh semua orang karena kontroversi dan keterbatasan distribusi di beberapa negara, bagi mereka yang berhasil menontonnya, pengalaman ini sering kali menyentuh hati dan meninggalkan kesan yang mendalam.
Baru kali itu saya menonton film tema religi hingga berurai air mata membayangkan momen ketika Nabi Muhammad SAW lahir. Digambarkan dalam film ketika cahaya bulan menerangi langit dan muncul cahaya terang dari dalam sebuah rumah yang ternyata di dalamnya lahir Nabi Muhammad SAW. Entah mengapa momen adegan itu membuat saya merasa terharu dan merasa menyesal baru menyadari betapa saya sangat mencintai beliau. Masya Allah..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H