Oleh: Krisanti_kazan
"Membangun diri tidak cukup hanya dengan olah jiwa dan olah emosi. Olah fisik dan makanan memberikan kontribusi besar. Ibadah Anda tidak sempurna jika tubuh Anda tidak sehat". Begitulah bunyi testimoni manarik dari Dr. dr. Taufik Pasiak, M.Pd., M.Kes sebagai salah satu pembaca buku The Miracle of Enzyme karya Hiromi Shinya. Sarat makna dan membantu kita memaknai isi buku ini dengan baik.
Buku The Miracle of Enzyme terbitan Qanita ini masih dijual di beberapa toko buku online atau offline seperti Gramedia. Buku yang saya beli beberapa tahun silam ini menyimpan banyak informasi menarik terkait kesehatan tubuh dan korelasinya dengan apa yang kita makan. Sesuai kata pepatah "Anda adalah apa yang Anda makan", hidup kita serta penyakit dan kesehatannya adalah hasil dari apa yang kita makan sehari-hari. Â
Di dalam buku tersebut juga menjelaskan dengan sederhana mengapa kita sebaiknya tidak minum susu sapi, membatasi minum teh hijau, minum 2-3 gelas air satu jam sebelum makan, makan dan minum jus buah 30-60 menit sebelum makan utama, detoksifikasi menggunakan kopi, serta tidur siang 5 menit setelah makan siang dan banyak juga membahas mitos lain tentang makanan.Â
Ternyata, hal-hal tersebut memproduksi enzim pangkal yang bisa menyembuhkan kanker, obesitas, fibroid, konstipasi, sulit tidur, penyakit jantung, dan autoimun. Penemuan Dr. Shinya tentang "keajaiban" tubuh disinyalir sudah teruji akan merevolusi cara hidup sehat. Terbukti, Hiromi Shinya tidak pernah sekali pun jatuh sakit dalam 50 tahun terakhir dan tak satu pun dari ribuan pasien kankernya kambuh. Masya Allah.
Di dalam salah satu paragraf isi buku dijelaskan jika enzim ikut ambil bagian dalam seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan, seperti sintesis dan penguraian, transportasi, eksresi, detoksifikasi, penyediaan energi, dan regenerasi sel.Â
Pola dan gaya hidup kita mempengaruhi kuantitas dan kualitas kesehatan kita. Pada saat potensi enzim telah habis, hidup tubuh itu pun berakhir. Betapa pentingnya fungsi enzim dalam tubuh kita. Singkatnya, kunci menuju hidup panjang dan sehat, terangkum dalam satu kata yaitu ENZIM.
Walaupun buku itu tidak membahas tentang puasa tetapi ada korelasi antara puasa dan kerja enzim yang sangat berperan dalam proses pengolahan makanan di tubuh kita. Saat berpuasa, tubuh mengalami serangkaian perubahan, dan salah satu yang paling mencolok adalah dalam sistem pencernaan. Mungkin sebagian dari kita masih ingat tentang enzim saat belajar Biologi di bangku SMA.Â
Enzim memiliki peran penting dalam proses pencernaan makanan, dan pemahaman sederhana tentang bagaimana enzim bekerja saat berpuasa dapat membantu kita mengerti bagaimana tubuh mengatasi periode tanpa makanan.
1. Pencernaan dan Enzim: Saat kita makan, makanan kita dicerna oleh sistem pencernaan kita. Enzim adalah molekul protein yang berfungsi sebagai katalisator dalam proses ini, membantu memecah makanan menjadi zat-zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh tubuh.
2. Berpuasa dan Pencernaan:Â Saat berpuasa, tubuh tidak menerima asupan makanan selama beberapa waktu, terutama saat puasa Ramadan di mana umat Muslim berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam. Selama periode ini, tubuh bergantung pada cadangan energi dan memperlambat proses pencernaan karena tidak ada makanan yang masuk.
3. Adaptasi Enzim: Meskipun proses pencernaan melambat saat berpuasa, enzim dalam tubuh tetap aktif. Namun, mereka mungkin tidak bekerja dengan tingkat aktivitas yang sama seperti saat kita makan secara teratur. Tubuh cenderung beradaptasi dengan perubahan kondisi ini.
4. Penghematan Energi: Salah satu tujuan tubuh saat berpuasa adalah untuk menghemat energi. Dengan memperlambat proses pencernaan, tubuh dapat mengalokasikan energi yang biasanya digunakan untuk mencerna makanan untuk fungsi-fungsi lain yang lebih penting selama periode puasa.
Jadi, secara sederhana, saat berpuasa, tubuh masih menggunakan enzim untuk proses pencernaan, meskipun dalam tingkat aktivitas yang lebih rendah. Adaptasi ini membantu tubuh berfungsi dengan baik selama puasa dan memastikan keseimbangan energi yang tepat.Â
Menutup tulisan ini, Prof Hiromi juga berkata bahwa hati yang gembira akan membuat metabolisme tubuh menghasilkan enzim-enzim. Mari kita menggembirakan hati dengan memberi asupan makanan yang baik ke dalam perut kita demi kesehatan jangka panjang.Â
Oh ya, untuk lebih jelasnya bisa membaca buku ini ya. Karena banyak sekali informasi yang akan membuka wawasan kita tentang pentingnya menjaga pola hidup sehat untuk menunjang ibadah lebih sempurna seperti yang dikatakan oleh Dr. Taufik Pasiak di awal paragraf tulisan ini. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H