Oleh: Krisanti_kazan
Bagi banyak ibu, keputusan untuk bekerja merupakan pilihan yang kompleks dan personal. Memilih untuk bekerja di luar rumah bisa menjadi keputusan yang diambil karena berbagai alasan, seperti mencari pengembangan karier, mendukung finansial keluarga, atau merasa puas dengan pengalaman bekerja. Namun, penting bagi setiap ibu yang bekerja untuk mengelola keseimbangan antara karier dan keluarga dengan bijaksana.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bagi ibu yang bekerja, menjalankan ibadah di tengah kesibukan sehari-hari dapat menjadi tantangan tersendiri. Saya sendiri ibu bekerja yang menghabiskan waktu dari pukul 07.00-17.00 setiap harinya (saat Ramadan 07.00-16.00). Perlu ketenangan batin untuk bisa membagi waktu dengan baik dan tidak membawa "stres"ikut pulang ke rumah. Sebagai ibu yang bekerja, menjalani Ramadan tidak hanya tentang memenuhi kewajiban agama, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan ibadah. Ini seringkali menuntut perencanaan yang cermat, manajemen waktu yang efisien, dan ketahanan mental yang kuat.Â
Berikut adalah beberapa tantangan keseimbangan hidup yang sering dihadapi oleh ibu bekerja selama bulan Ramadan, beserta cara mengatasinya:
1. Tantangan Waktu
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh ibu yang bekerja selama Ramadan adalah jadwal yang padat. Dengan menjalankan tugas-tugas profesi, mengurus rumah tangga, dan memenuhi kebutuhan keluarga, menyisihkan waktu untuk ibadah tambahan seperti shalat tarawih atau membaca Al-Qur'an bisa menjadi tantangan tersendiri. Jadwal kerja yang padat dan persiapan berbuka puasa serta sahur bisa memakan banyak waktu. Namun, banyak ibu yang berhasil mengatasi tantangan ini dengan mengatur prioritas, membuat jadwal yang efisien, dan mengintegrasikan ibadah dalam rutinitas sehari-hari.
Cara Mengatasinya: Rencanakan jadwal harian dengan cermat, sisihkan waktu khusus untuk ibadah, dan manfaatkan waktu luang seperti saat istirahat atau perjalanan untuk berdzikir atau membaca Al-Quran. Selain itu, ibu bekerja bisa mencoba tips yang sudah banyak tutorialnya di media sosial yaitu food preparation atau mempersiapkan bahan makanan jauh hari sebelum hendak dimasak. Tren ini pada awalnya sangat populer di kalangan para ibu bekerja yang sibuk dan tak sempat menyiapkan makanan untuk keluarga. Praktik yang biasa saya lakukan adalah melakukan food preparation setiap akhir pekan walaupun sesekali membeli makanan matang untuk berbuka pada situasi tertentu.2. Tantangan Energi dan Kesehatan
Selain itu, aspek fisik dan mental juga perlu diperhatikan. Puasa sepanjang hari bisa meningkatkan tingkat kelelahan dan menurunkan energi, yang dapat mempengaruhi produktivitas di tempat kerja dan kemampuan untuk menjalankan tugas-tugas keluarga. Puasa selama bulan Ramadan dapat menguras energi, terutama bagi ibu yang juga harus mengurus pekerjaan dan keluarga. Kekurangan tidur dan kurangnya asupan nutrisi dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental.
Cara Mengatasinya:Â Prioritaskan kesehatan dengan menjaga pola makan yang seimbang saat sahur dan berbuka puasa, cukup istirahat, dan hindari aktivitas yang terlalu melelahkan. Konsumsi makanan bergizi dan air yang cukup untuk menjaga stamina.
Baca juga:Â Jus Buah dan Sayur: Jurus Jitu Sahur Sat Set Tinggi Serat
3. Tantangan Fokus dan Produktivitas
Konsentrasi dan produktivitas dapat menurun akibat kurangnya energi dan tidur selama bulan Ramadan. Sejumlah ibu bekerja mungkin merasa sulit untuk tetap fokus dan efektif dalam menyelesaikan tugas pekerjaan. Saat bekerja kadang kepikiran dengan persiapan menu berbuka dan sahur serta membantu anak belajar persiapan tugas sekolahnya.
Cara Mengatasinya: Tetapkan prioritas pekerjaan yang paling penting dan lakukan tugas-tugas yang membutuhkan konsentrasi pada waktu yang tepat, seperti setelah beristirahat atau sebelum berbuka puasa. Berkomunikasi dengan atasan atau rekan kerja mengenai kebutuhan Anda selama bulan Ramadan untuk mencari solusi bersama. Alhamdulillah tempat saya bekerja memberi pengurangan  jam kerja saat Ramadan sehingga kami bisa pulang lebih cepat tanpa rasa lelah yang berlebihan.
4. Tantangan Emosional dan Psikologis
Menjaga keseimbangan antara pekerjaan, ibadah, dan keluarga dapat menimbulkan stres dan kecemasan pada sejumlah ibu bekerja. Merasa bersalah karena tidak bisa memberikan waktu yang cukup untuk keluarga atau tidak menjalankan ibadah dengan sempurna juga bisa menjadi beban tersendiri. Tidak kalah pentingnya, dukungan dari lingkungan sekitar juga sangat berperan dalam membantu ibu yang bekerja menjalani Ramadan dengan lancar. Dukungan dari pasangan, keluarga, dan rekan kerja dapat membantu mengurangi beban dan meningkatkan semangat dalam menjalankan ibadah dan tanggung jawab profesional.
Cara Mengatasinya: Tetaplah berkomunikasi dengan pasangan, keluarga, atau teman-teman untuk berbagi beban dan dukungan. Berikan diri Anda pengertian dan kasih sayang, ingatlah bahwa Allah SWT melihat niat dan usaha Anda, bukan kesempurnaan ibadah. Dalam keluarga bisa kita praktikkan untuk berbagi tugas membersihkan rumah, menyiapkan dan membersihkan perlengkapan makan saat sahur/berbuka.
5. Tantangan Sosial dan Interaksi
Selama bulan Ramadan, interaksi sosial seperti berbuka puasa bersama teman atau rekan kerja seringkali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Bagi ibu bekerja, menghadiri acara sosial semacam itu bisa menjadi tambahan beban dan dilema tersendiri. Bahkan jika bisa memilih, saya lebih memilih berbuka puasa bersama keluarga di rumah dibandingkan menghadiri buka puasa bersama teman kerja atau teman lama. Bagi saya yang sudah sibuk bekerja seharian, berkumpul bersama keluarga merupakan keberkahan dan kebahagiaan tersendiri.
Cara Mengatasinya:Â Prioritaskan acara sosial yang benar-benar penting dan memberikan manfaat. Ingat, tidak semua undangan buka puasa bersama harus kita iyakan untuk dihadiri. Berikan penjelasan yang logis kepada pihak penyelenggara jika kita tidak bisa hadir. Jika memungkinkan, ajak keluarga atau teman-teman untuk berbuka puasa bersama di rumah. Atau, luangkan waktu untuk berbagi hidangan berbuka puasa dengan tetangga atau komunitas setempat.
Baca juga: Dilema Reuni Ramadan
Meskipun ada banyak tantangan yang dihadapi, menjalani Ramadan sebagai ibu yang bekerja juga membawa berkah dan kebahagiaan tersendiri. Momennya yang penuh berkah dan kesadaran spiritual memberikan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, mempererat ikatan keluarga, dan meningkatkan kebersamaan dengan sesama umat Muslim.
Bulan Ramadan adalah kesempatan yang berharga untuk meningkatkan ibadah, mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan memperbaiki keseimbangan hidup. Dengan kesadaran akan tantangan yang mungkin dihadapi dan upaya untuk mencari solusi yang efektif, ibu bekerja dapat menjalani bulan Ramadan dengan lebih tenang dan bermakna. Semoga setiap usaha dan ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat dari Allah SWT.
Bagaimana tantangan yang dihadapi rekan kompasianers? Yuk berbagi di kolom komentar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI