Sambil pulang mengendarai motor, saya teringat cuplikan ceramah Gus Baha yang juga dikutip oleh berbagai media online. Dalam ceramah tersebut, Gus Baha mengatakan, "tidak sedekah tapi suka jajan itu sudah masuk kategori sedekah.Â
Karena menurutnya, memberi keuntungan penjual 200 perak saja itu lebih sopan daripada memberinya uang cuma-cuma. Penjualnya senang, dagangannya laris dan dia tidak tersinggung.Â
Daripada sedekah 2.000 penerima sedekah ada potensi tersinggung". Bulan Ramadan adalah waktu yang istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia.Â
Selain menjalankan ibadah puasa, banyak orang juga berusaha untuk meningkatkan amal kebaikan, termasuk melalui sedekah. Salah satu cara yang semakin populer adalah dengan memberikan sedekah melalui jajan makanan.
Selain bersedekah melalui membeli dagangan orang lain, praktik memberikan sedekah melalui jajan makanan telah menjadi tren yang semakin umum di kalangan masyarakat Muslim, terutama di negara-negara dengan populasi Muslim yang besar.Â
Konsepnya sederhana: seseorang membeli makanan tambahan selama bulan Ramadan dan menyediakannya untuk orang-orang yang membutuhkan, atau mengatur tempat penyediaan makanan gratis bagi mereka yang tidak mampu membeli makanan.
Tindakan ini memiliki beberapa manfaat yang signifikan.
Pertama, itu memungkinkan individu untuk merasakan manfaat langsung memberikan bantuan kepada mereka yang kurang beruntung. Ini tidak hanya memberikan makanan bagi mereka yang membutuhkan, tetapi juga memberikan rasa kehangatan dan solidaritas di antara komunitas.
Kedua, sedekah melalui jajan makanan memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam amal kebaikan.Â
Tidak semua orang memiliki sumber daya untuk memberikan sumbangan besar, tetapi hampir semua orang bisa membeli beberapa makanan tambahan untuk didistribusikan kepada yang membutuhkan.
Ketiga, praktek ini memperkuat nilai-nilai sosial dan kepedulian di antara masyarakat. Ketika orang-orang melihat orang lain melakukan tindakan baik, itu menginspirasi mereka untuk melakukan hal yang sama. Ini membentuk siklus kebaikan yang berkelanjutan di antara komunitas.