Me time ala kami pejuang LDM (Long Distance Married) yang bertemu setiap akhir pekan adalah jogging ke pasar untuk sekadar sarapan di pasar pagi terdekat. Ya, rute yang singkat yaitu Komplek Perumahan -- Pasar.Â
Itu rute yang sudah mewahh lho karena kami tinggal di semi-remote area lebih tepatnya di tengah perkebunan tebu yang memproduksi gula dengan merk GULAKU di Lampung Tengah.Â
Jadi pilihannya adalah cari kebahagiaan jalan-jalan di area sekitar yang bisa dijangkau jalan kaki atau ke kota yang jaraknya kalau keluar site sekitar 2 jam menuju kota terdekat (Kota Metro). Ceritanya menerapkan frugal living alias gak mau capek keluar site cuma untuk bahagia.hehee
Baca juga: 7 Aktivitas Weekend ala Frugal Living
Pasar GPM (Gula Putih Mataram) yang difasilitasi oleh perusahaan kami merupakan pasar tradisional yang buka dari jam 6 pagi sampai jam 1 siang.Â
Pasar sederhana ini menyediakan berbagai kebutuhan pokok karyawan yang tinggal di dalam site. Ada berbagai macam kuliner di pasar ini antara lain: soto ayam, mie ayam, pecel mie, martabak, nasi uduk, batagor, somay, dan berbagai jajanan pasar kue tradisional.Â
Nah, salah satu menu wajib keluarga kecil kami adalah "Mie Ayam Oom Memet" yang sudah terkenal di Pasar GPM dengan harga yang murah meriah dan enak.Â
Untuk seporsi mie ayam dengan topping ceker ayam yang empuk sampai lepas tulangnya, cukup merogoh kocek 10 ribu saja. Untuk menambah minum es teh manis cukup bayar 2 ribu dan air putih gratis.Â
Hmmm enak, murah, meriah. Warung sederhana namun cukup dijaga kebersihannya oleh pemiliknya sehingga membuat nyaman pengunjung yang makan di tempat.
Salah satu keunikan mie ayam di Lampung (tepatnya di site ini) yang belum pernah saya jumpai di kota asal saya, Depok Jawa Barat adalah penambahan topping irisan timun dan sayur sawi putih.Â
Selama saya tinggal dan beraktifitas di Depok dan Jakarta dulu, biasanya mie ayam hanya ditambahi sayur sawi hijau dan warungnya baru buka sekitar jam 11 pagi paling cepat.Â
Nah, mie ayam Pasar GPM ini sudah buka mulai jam 7 pagi. Tahun 2009 awal saya merantau kesini, agak kaget dengan penjual mie ayam yang sudah buka pagi sekali dan perut ini tidak terbiasa makan mie ayam terlalu pagi. Biasanya saat di Depok & Jakarta, menu sarapan yang buka pagi ya nasi uduk, bubur ayam, lontong sayur.Â
Bahkan ketika saya ajak ponakan dan almarhumah ibu saya berlibur kesini, mereka agak kaget ketika saya ajak sarapan mie ayam jam 7 pagi karena biasanya di tempat asal saya tidak sepagi itu. Tapi setelah 1 bulan hingga saat ini, perut saya sudah beradaptasi dengan baik untuk sarapan mie ayam jam 7 pagi.hehee Â
Baca juga: Cinta yang Menembus Jarak: Long Distance Marriage sebagai Pilihan Hidup
Ternyata kebahagiaan keluarga kecil kami cukup sederhana, cukup dengan jogging sejauh sekitar 4 km menuju pasar sambil bercerita sepanjang jalan menuju pasar pagi untuk sarapan Mie Ayam Pasar GPM dan pulang dengan perut kenyang serta bahagia. Alhamdulillah.
Nah, kalau sarapan khas daerah rekan kompasianers apa nih? Boleh yuk berbagi di kolom komentar. Siapa tau suatu saat akan bisa berkunjung kesana. Salam literasi :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H