2. Pendekatan Holistik
Kurikulum Merdeka menawarkan pendekatan holistik terhadap pembelajaran. Dengan memperhatikan aspek fisik, sosial, dan emosional, kurikulum ini menciptakan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar secara menyeluruh, tidak hanya sebatas pengetahuan akademis.
3. Pendorong Kreativitas dan Inovasi
Merdeka dalam konteks kurikulum menciptakan ruang bagi kreativitas dan inovasi. Anak-anak dengan kebutuhan khusus sering kali memiliki potensi luar biasa di bidang tertentu, dan kurikulum ini memberikan kebebasan untuk mengembangkan bakat dan minat mereka.
Contoh Implementasi Kurikulum Merdeka dalam Pendidikan Inklusif
1. Diferensiasi Pembelajaran
Guru menggunakan strategi diferensiasi pembelajaran untuk menyusun materi pembelajaran sesuai dengan tingkat pemahaman masing-masing siswa. Misalnya, memberikan tugas yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa dengan kesulitan belajar. Baca lebih lanjut: Edugame: Berdiferensiasi Dalam Merayakan Hasil Belajar Ala Merdeka Belajar
2. Proyek Kolaboratif
Proyek kolaboratif menjadi bagian integral dari Kurikulum Merdeka. Siswa bekerja bersama, membangun pemahaman bersama-sama, sehingga membantu mereka untuk saling mendukung dan memahami keberagaman di antara mereka. Baca lebih lanjut: Memunculkan Momen "WOW dan AHA" Melalui Proyek AMBAK
3. Pendekatan Multisensor
Pendidikan inklusif melalui Kurikulum Merdeka mendorong pendekatan multisensori. Materi diajarkan melalui kombinasi visual, auditori, dan kinestetik, memberikan kesempatan kepada semua siswa, termasuk mereka dengan tantangan sensorik.