Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cinta yang Menembus Jarak: Long Distance Marriage sebagai Pilihan Hidup

26 Januari 2024   13:53 Diperbarui: 1 Februari 2024   13:26 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Once trust is built, distance cannot kill it. Time and space alone cannot destroy authentic connection." ---Vironika Tugaleva

 

Menjalani pernikahan jarak jauh bukanlah pilihan yang umum, tetapi bagi beberapa pasangan, ini menjadi keputusan yang diambil untuk berbagai alasan. Saya salah satu yang memilih untuk menjalani LDM (Long Distance Marriage) sudah 9 tahun berjalan. Suami saya diterima sebagai PNS di salah satu Universitas Negeri di Banten, sedangkan saya masih menjalani profesi sebagai tenaga pengajar di suatu Perusahaan Gula yang berada di semi-remote area Lampung. Ada beberapa rekan saya yang juga memilih LDM dengan berbagai alasan yang melatarbelakangi keputusan mereka. 

Artikel ini akan menjelajahi pengalaman long distance marriage sebagai pilihan hidup, melibatkan tantangan, kebahagiaan, dan cara-cara untuk menjaga hubungan tetap kuat meski berjarak jauh.

1. Keputusan Memilih Long Distance Marriage:

a. Karir dan Pendidikan. Banyak pasangan memilih long distance marriage karena karier atau pendidikan. Mungkin salah satu pasangan mendapatkan kesempatan pekerjaan atau pendidikan di tempat yang jauh, dan pasangan lainnya mendukung keputusan tersebut. Seperti hal yang kami jalani, Ketika suami saya melanjutkan S2 di Bogor karena mendapatkan beasiswa dari pemerintah. Dia fokus dengan pendidikannya selama 2 tahun dan tetap rutin mengunjungi saya dan anak saya di Lampung saat akhir pekan.

b. Kepercayaan dan Kedewasaan. Long distance marriage memerlukan tingkat kepercayaan dan kedewasaan yang tinggi. Beberapa pasangan memilihnya karena yakin bahwa hubungan mereka dapat bertahan meski berjarak jauh.

2. Tantangan dalam Long Distance Marriage:

a. Komunikasi yang Efektif. Komunikasi menjadi kunci utama dalam long distance marriage. Tantangan muncul saat perbedaan zona waktu dan kesibukan membuat waktu berkomunikasi menjadi terbatas.

b. Kesepian dan Rindu. Rasa kesepian dan rindu dapat menjadi tantangan emosional yang nyata. Pasangan harus belajar mengelola perasaan ini tanpa kehadiran fisik satu sama lain.

c. Perencanaan Kunjungan. Merencanakan kunjungan berkala menjadi kunci dalam menjaga koneksi emosional. Tantangan muncul saat kesibukan masing-masing membuat sulit untuk menyusun jadwal kunjungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun