Mohon tunggu...
Krisanti_Kazan
Krisanti_Kazan Mohon Tunggu... Guru - Learning facilitator in SMA Sugar Group

Mencoba membuat jejak digital yang bermanfaat dan bercita² menghasilkan karya buku solo melalui penerbit mayor. (Learning facilitator di Sugar Group Schools sejak 2009, SMA Lazuardi 2000-2008; Guru Penggerak Angkatan 5; Pembicara Kelas Kemerdekaan di Temu Pendidik Nusantara ke 9; Pemenang Terbaik Kategori Guru Inovatif SMA Tingkat Provinsi-Apresiasi GTK HGN 2023; Menulis Buku Antologi "Belajar Berkarya dan Berbagi"; Buku Antologi "Pelita Kegelapan"; Menulis di kolom Kompas.com; Juara II Lomba Opini Menyikapi Urbanisasi ke Jakarta Setelah Lebaran yang diselenggarakan Komunitas Kompasianer Jakarta)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

10 Inspirasi Kolaborasi: Cara Guru Melibatkan Orangtua dalam Mendukung Kurikulum Merdeka

21 Januari 2024   10:34 Diperbarui: 21 Januari 2024   10:42 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum Merdeka telah membuka pintu untuk pendekatan pendidikan yang lebih inklusif dan kolaboratif. Dalam mewujudkan visi ini, peran orangtua sebagai mitra dalam pendidikan menjadi semakin penting. Guru memiliki peran sentral dalam menggalang kolaborasi ini, dan melibatkan orangtua dapat memperkaya pengalaman pendidikan anak. Berikut adalah beberapa cara guru dapat melibatkan orangtua dalam mendukung Kurikulum Merdeka:

1. Workshop dan Seminar Kolaboratif.

Mengadakan workshop dan seminar kolaboratif dapat menjadi cara yang efektif untuk melibatkan orangtua. Guru dapat membahas prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka, memberikan contoh implementasi, dan membangun kesadaran bersama mengenai pentingnya peran orangtua dalam mendukung pendidikan anak.

2. Membagikan Rencana Pembelajaran.

Guru dapat rutin berbagi rencana pembelajaran dengan orangtua. Ini mencakup tujuan pembelajaran, metode yang akan digunakan, dan cara orangtua dapat mendukung anak di rumah. Transparansi seperti ini dapat memperkuat pemahaman dan kolaborasi.

3. Forum Diskusi dan Konsultasi.

Membuka forum diskusi dan sesi konsultasi memungkinkan guru dan orangtua untuk saling berbagi ide dan pengalaman. Hal ini dapat membangun komunikasi terbuka, membantu mengatasi kesalahpahaman, dan menciptakan pemahaman bersama tentang implementasi Kurikulum Merdeka.

4. Menggunakan Teknologi Komunikasi.

Pemanfaatan teknologi komunikasi seperti grup WhatsApp atau platform khusus sekolah dapat mempermudah komunikasi antara guru dan orangtua. Ini dapat digunakan untuk memberikan pembaruan, menjawab pertanyaan, atau menyampaikan informasi penting.

5. Kegiatan Kelas Terbuka.

Membuka pintu kelas untuk orangtua dapat memberikan kesempatan bagi mereka untuk melihat langsung bagaimana Kurikulum Merdeka diimplementasikan. Guru dapat menjelaskan kegiatan pembelajaran, memberikan demonstrasi, dan melibatkan orangtua secara langsung dalam proses pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun