Dalam era kampanye yang terus berubah dan didorong oleh teknologi, penggunaan baliho sebagai Alat Peraga Kampanye (APK) telah menjadi subjek kritik. Pelanggaran aturan APK sangat jamak ditemukan disekitar kita saat ini. Meskipun baliho telah lama menjadi bagian dari kampanye konvensional, berikut beberapa tantangan dan tanda-tanda yang menunjukkan bahwa penggunaan baliho mungkin sudah tidak efektif dalam mencapai tujuan kampanye di era saat ini.
Pertama, Keterbatasan Targetisasi. Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh baliho adalah keterbatasan dalam menargetkan audiens dengan efektif. Dalam era pemasaran digital, di mana personalisasi dan targetisasi sangat penting, baliho cenderung mencapai khalayak yang tidak relevan atau tidak tertarget.
Kedua, Dampak Lingkungan Negatif. Produksi dan penggunaan baliho dapat memberikan dampak negatif pada lingkungan. Penggunaan bahan yang sulit terurai dan metode pemasangan yang kurang ramah lingkungan menjadi perhatian serius, terutama di tengah kesadaran global tentang isu-isu lingkungan.
Ketiga, Gangguan Visual dan Persepsi Negatif. Baliho yang berlebihan atau tidak teratur dapat dianggap sebagai gangguan visual atau bahkan polusi visual. Masyarakat modern cenderung menilai baliho yang mencolok sebagai sesuatu yang tidak diinginkan, menyebabkan persepsi negatif terhadap para caleg.
Keempat, Kurangnya Interaktivitas. Baliho bersifat statis dan kurang interaktif. Dalam era di mana pendukung menginginkan pengalaman yang lebih terlibat, baliho tidak dapat menyediakan interaksi langsung yang diinginkan oleh audiens.
Kelima, Kompetisi dengan Media Digital. Media digital menawarkan kemampuan yang lebih besar dalam hal pengukuran kinerja, personalisasi, dan interaktifitas. Sebagai hasilnya, baliho sering kali kalah bersaing dengan media digital yang lebih dinamis dan responsif.
Tantangan dan tanda-tanda di atas menunjukkan bahwa penggunaan baliho mungkin sudah tidak efektif dalam mencapai tujuan kampanye di era saat ini. Meskipun baliho masih dapat memberikan visibilitas, para caleg perlu mempertimbangkan apakah biaya dan kendala yang terkait dapat diimbangi oleh manfaatnya. Dalam menghadapi transformasi digital, para caleg atau kontestan politik dapat mempertimbangkan strategi kampanye yang lebih modern dan responsif untuk tetap relevan dan efektif dalam kompetisi kampanye yang semakin ketat. Baca lebih lanjut artikel  Ketika APK Melanggar Aturan, Mengapa Tidak Membuat Kampanye Digital? yang membahas strategi dan pertimbangan utama untuk menjalankan kampanye digital yang sukses di era evolusi teknologi yang terus berkembang ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H