2. Membuat display hasil pencarian informasi.
Sesi ini dilakukan pada jam sekolah dengan membawa alat dan bahan yang diperlukan. Penerapan pembelajaran berdiferensiasi produk diterapkan dalam kegiatan ini. Siswa antusias dengan beragam kegiatan seperti pengambilan gambar, pencarian informasi melalui buku/internet, rekaman video, membuat display board, mendiskusikan isi display dan cara penyampaiannya ke kelompok yang akan berkunjung, dan lain-lain. Pada sesi ini dilakukan observasi untuk penilaian proses individu dan kelompok.
3. Mini gallery.
Sesi ini merupakan puncak kegiatan yang sangat menyenangkan. Setiap kelompok bergantian berkunjung ke mini gallery kelompok lain. Dalam kunjungan tersebut dijelaskan proses pembuatan produk yang dibawa serta manfaat dan dampak bagi tubuh/lingkungan. Bahkan di beberapa kelompok juga menjelaskan solusi yang ditawarkan untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat penggunaan produk tersebut. Display yang dibuat juga beragam dan menarik semua. Ada yang membuat animasi sederhana, board book, permainan format ppt, infografis, video iklan pendek, bahkan ada yang menjelaskan dengan membagikan cemilan roti tawar oles mentega untuk menarik minat pengunjung. Refleksi antar kelompok juga dilakukan selama sesi ini dengan menuliskan pada lembar refleksi yang telah disediakan di masing-masing kelompok. Pengunjung memberikan umpan balik dari pengalaman di setiap gallery kelompok lain.
Hal yang paling berkesan pada kegiatan ini yaitu munculnya momen "WOW ternyata...." dan "AHA aku tahu apa yang harus kulakukan supaya....." dari banyak pertanyaan pengunjung karena mereka mendapatkan pengetahuan baru yang membuka wawasan terkait produk yang biasa mereka pakai sehari-hari. Dengan wawasan baru tersebut, mereka juga dapat mempertimbangkan penggunaan produk yang aman bagi tubuh/lingkungan.Â
Diferensiasi produk yang disajikan juga membuka kesempatan siswa untuk menyajikan pemahamannya bukan hanya melalui tes tulis atau merangkum, tetapi dalam bentuk yang beragam seperti video, presentasi, film pendek, animasi, konsep permainan edukasi, board book, komik, Â infografis, dan lain-lain. Momen "WOW dan AHA" juga dialami guru ketika menyaksikan siswa berproses dari memunculkan pertanyaan, mencari ide, penelusuran informasi, mencari solusi dan menyajikan hasil pemahamannya. Ternyata talenta siswa yang selama ini kurang terlihat akhirnya muncul dalam proses ini. Siswa yang biasanya mendapat nilai tes tulis rendah mendapatkan pengalaman berhasil karena diberi pilihan/kesempatan mengekspresikan pemahamannya melalui media yang mereka buat.
Proses penyajian kegiatan yang secara penuh melibatkan siswa terasa lebih bermakna dan berkesan karena belajar bukan hanya tentang teori saja, tetapi bersifat kontekstual terkait situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Hal ini sejalan dengan reformasi sistem pendidikan Indonesia melalui kebijakan Merdeka Belajar yang bertujuan untuk menggali potensi terbesar para guru-guru sekolah dan siswa serta meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri. Mari kita mampukan diri untuk menjadi guru yang menumbuhkan AMBAK setiap siswa kita. Salam Semarak Merdeka Belajar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H