Apa sih manfaat belajar Kimia (laju reaksi) bagiku?
Memangnya bisa praktikum Kimia tanpa ke Laboratorium?
Reaksi kimia bisa diukur lajunya? Memangnya kecepatan benda dalam Fisika?
Apa sih maksudnya luas permukaan partikel? Bagaimana contohnya?
Itulah beberapa pertanyaan yang biasa muncul saat mempelajari bab baru misalnya dalam tulisan ini saya fokuskan pada materi Laju Reaksi. Jujur saja, sebagai guru saya merasa bosan jika hanya menjelaskan teori-teorinya di depan kelas.Â
Kalaupun praktikum di Laboratorium, prosedur yang tersedia di buku teks ya itu-itu saja dan terkadang ada beberapa bahan kimia yang tidak tersedia di Laboratorium.Â
Murid juga terkadang kecewa karena ada beberapa bahan kimia yang tidak tersedia atau terbatas, sehingga praktikum tidak bisa dilaksanakan sesuai prosedur standar.Â
Akhirnya untuk memberikan pengalaman belajar yang berkesan, saya memutuskan untuk memberi murid proyek sederhana yang bisa dilakukan di rumah dan juga melibatkan orangtua serta masyarakat sekitar (wawancara pedagang makanan, wawancara orangtua, dan eksperimen sederhana). Hal ini diharapkan akan melatih sikap berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif sesuai dengan ciri karakter kuat profil pelajar Pancasila.Â
Pemberian tugas dalam bentuk proyek dimaksudkan untuk memberi pengalaman belajar yang menyenangkan bersama teman serta melibatkan orangtua dan masyarakat sekitar.Â
Hal ini selaras dengan konsep AMBAK atau Apa Manfaatnya Bagiku yang digagas oleh Bobbi DePorter di dalam bukunya yang berjudul Quantum Learning. Murid akan lebih mudah menyerap fakta, konsep, prosedur dan prinsip sebuah ilmu jika disajikan dengan cara yang menyenangkan dan berkesan. Praktik ini juga sejalan dengan semangat Ki Hajar Dewantara yaitu memerdekakan manusia khususnya dalam hal pendidikan. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar murid.