- Destruktif. Orang yang otoriter menanggapi penderitaan mereka dengan cara mengecilkan, bahkan meniadakan diri mereka sendiri.
Fromm menambahkan bahwa kalau keinginan seseorang orang dirusak untuk menghalangi keadaan sekelilingnya, dia akan mengarahkan keinginan ini ke dalam (kepada dirinya sendiri). Bentuk paling ekstrem dari menyakiti diri sendiri ini adalah bunuh diri, tapi bentuk-bentuk lainnya juga sangat beragam seperti narkoba, alkoholisme sampai pada keinginan sampai selalu pasif. Dia membalik insting kematian ala Frued, karena keinginan menyakiti diri sendiri adalah wujud dari keputusasaan.
- konformitas otomaton. Orang-orang otoriter lari dari kebebasan dengan cara bersembunyi dibalik hierarki kekuasaan yang otoriter. Masalahnya adalah masyarakat saat ini lebih mengutamakan kesetaraan, artinya tidak terlalu banyak hierarki kekuasaan yang bisa dijadikan tempat bersembunyi.
Cara ketiga ini adalah imbangan horizontal dari otoritarianisme yang bersifat vertical. Orang yang menggunakan konformitas otomaton persis seperti bunglon. Dia akan berubah sesuai dengan warna yang ada disekelilingnya. Keberadaan “hakiki” manusia adalah kebebasan, maka bentuk-bentuk pelarian dari kebebasan ini memencilkan kita dari diri sendiri. Maksud Fromm disini adalah kebebasan yang betul-betul bersifat pribadi, bukan kebebasan politik (yang sering disebut “kemerdekaan”). Sebagai contoh, orang mengidap sadisme seksual (masokhisme seksual), orang seperti ini adalah orang yang memiliki persoalan psikologis sehingga mempengaruhi perilaku seksualnya.
Keluarga
Bentuk pelarian dari kebebasan yang anda lakukan sangat terkait dengan kondisi keluarga di mana Anda dibesarkan. Fromm menunjukan dua jenis keluarga yang tidak produktif :
- Keluarga-keluarga simbiotik
Simbiosis adalah hubungan dua makhluk hidup di mana keberadaan yang satu menentukan keberadaan yang lain. Dalam keluarga simbiotik beberapa anggota keluarga “dikuasai” oleh anggota keluarga yang lain. Contoh yang paling jelas adalah orang tua yang “menguasai” anaknya, sehingga kepribadian anak tumbuh menjadi bayangan keinginan orang tua. Dalam masyarakat tradisional hal ini biasa terjadi terutama pada diri anak-anak perempuan. Tapi ada pula anak yang menguasai orang tua, dalam kasus ini, anak mendominasi atau memanipulasi orang tua yang keberadaannya hanya melayani keinginan anaknya.
- Keluarga yang acuh tak acuh
Ciri keluarga ini adalah pengabaian yang dingin, kalau bukan kebencian yang dingin. Jeniskeluarga yang “dingin” ini adalah bentuk pertama dari dua bentuk keluarga yang acuh tak acuh dalam peradaban manusia. Dalam keluarga ini, tuntunan orang tua kepada anak-anaknya sangat kuat, mereka diharapkan mampu meraih standar penghidupan yang lebih baik. Hukuman yang diberikan apabila anak berbuat salah dilaksanakan dengan “darah dingin” yang dijatuhkan “demi kebaikanmu sendiri”. Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga ini sangat terdorong bahkan cenderung bernapsu untuk meraih kesuksesan sebagaimana yang diinginkan budaya yang membesarkan mereka. Bentuk kedua dari keluarga acuh tak acuh adalah keluarga modern. Perubahan cara pandang tentang bagaimana mengasuh anak telah membuat para orang tua tidak mau lagi menjatuhkan hukuman fisik dan perasaan bersalah kepada anak-anak mereka yang bersalah. Cara ini ditukar dengan gagasan yang lebih baru, yakni dengan menjadikan anak-anak setara dengan orang tua.seorang ayah menjadi “sahabat” anaknya. Atau seorang ibu menjadi “teman curhat”anaknya. Tapi masalahnya adalah ketika mereka mengontrol emosi anak-anak, orang tua cenderung tidak terlalu tanggap. Dalam keluarga seperti ini anak-anak tumbuh tanpa tuntunan orang tua mereka. Mereka meperoleh nilai-nilai yang diperlukan untuk tumbuh dewasa dari teman-teman atau dari media massa. Lari dari keluarga sangat kentara dalam keluarga ini, yaitu konformitas otomaton. Keluarga semacam inilah yang sanagat dicemaskan Fromm. Menurut Fromm keluarga sangat ideal jika orang tua bertanggung jawab dalam mendidikan dan memberdayakan akal pikiran anak-anaknya dalam suasana yang penuh cinta. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga semacam ini mampu memperlihatkan kebebasan mereka dan bertanggung jawab pada diri mereka sendiri serta kepada masyarakat secara keseluruhan.
Alam bawah sadar sosial