Mohon tunggu...
Kris Hadiwiardjo
Kris Hadiwiardjo Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Eks Penulis Artikel Bisnis, Ekonomi, Teknologi Harian Pelita

Penulis adalah peminat bidang teknologi, Komputer, Artificial Intelligence, Psikologi dan masalah masalah sosial politik yang menjadi perbincangan umum serta melakukan berbagai training yang bekenaan dengan self improvement, human development dan pendidikan umum berkelanjutan bagi lanjut usia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

AI & Bahaya Deepfake Semakin Nyata

26 Oktober 2024   16:10 Diperbarui: 26 Oktober 2024   16:59 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Dampak Psikologis pada Korban Deepfake 

Teknologi deepfake juga dapat menciptakan tekanan psikologis yang besar pada individu yang menjadi korban. Bayangkan seseorang menjadi sasaran video deepfake yang memfitnah atau merusak nama baik mereka. Meski video tersebut akhirnya terbukti palsu, dampak sosial dan emosional bagi korban bisa sangat berat. Reputasi yang tercemar, kehilangan kepercayaan dari masyarakat, dan tekanan psikologis adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi.

Upaya Deteksi dan Pencegahan Deepfake

Menanggapi kekhawatiran yang berkembang, banyak peneliti dan perusahaan teknologi besar yang berusaha mengembangkan alat deteksi deepfake. Metode yang digunakan antara lain analisis pola pergerakan wajah, kelainan pada struktur piksel, dan pola pergerakan mulut yang sering kali tidak sinkron dengan suara. Beberapa pendekatan lain memanfaatkan machine learning untuk mengidentifikasi anomali kecil yang mungkin terlewatkan oleh penglihatan manusia biasa.

Sementara itu, berbagai perusahaan teknologi juga mulai mengimplementasikan filter atau alat pendeteksi deepfake di platform mereka. YouTube, misalnya, telah mengembangkan sistem untuk memindai konten video yang diunggah dan memberi peringatan apabila ditemukan tanda-tanda manipulasi AI. Namun, meskipun sudah ada teknologi pendeteksi, efektivitasnya belum sepenuhnya optimal, terutama jika berhadapan dengan deepfake berkualitas tinggi.

Regulasi dan Kebijakan dalam Mengatasi Penyalahgunaan Deepfake

Mengingat dampak potensial dari deepfake, beberapa negara telah mengembangkan regulasi khusus untuk mengatasi penyalahgunaannya. Di Amerika Serikat, misalnya, beberapa negara bagian telah melarang penggunaan deepfake untuk tujuan politik dalam periode tertentu menjelang pemilu. Selain itu, ada juga undang-undang yang melarang penggunaan deepfake untuk tindakan yang merugikan atau melecehkan.

Namun, penerapan regulasi ini menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal penegakan. Teknologi deepfake terus berkembang dengan cepat, dan batasan antara penggunaan yang sah dengan penyalahgunaan sering kali sulit ditentukan. Karena itu, regulasi juga memerlukan pembaruan terus-menerus untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi.

Masa Depan Deepfake: Antara Inovasi dan Ancaman

Deepfake memiliki potensi positif jika digunakan dengan bijak. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk menciptakan konten kreatif atau edukatif, misalnya dalam industri film atau pengajaran sejarah, di mana deepfake memungkinkan pembuatan rekonstruksi visual tokoh sejarah yang lebih hidup dan interaktif. Di bidang medis, deepfake bisa digunakan untuk simulasi pelatihan medis yang lebih realistis.

Namun, manfaat tersebut tidak menghilangkan ancaman yang ada. Seiring kemajuan teknologi deepfake, masyarakat juga harus semakin waspada dan kritis terhadap informasi yang diterima. Literasi digital menjadi hal penting agar masyarakat dapat memahami risiko teknologi ini dan mengembangkan keterampilan untuk membedakan informasi yang sah dan palsu. Pendidikan tentang etika dan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab juga perlu ditanamkan sejak dini, terutama di era di mana manipulasi digital bisa dilakukan dengan sangat mudah.

Kesiapan Masyarakat di Era Deepfake

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun